Ahad, 27 April 2014

Pengertian filasafat

ketahuilah dari kedirianmu sendiri, tanpa berbekalkan filsafat-filsafat orang lain

Demikian sekilas soal al-Farabi, semoga kita juga menjadi umat Islam yang bisa berpikir kritis dan cerdas. Semoga kita juga senantiasa berpandangan positif tentang filsafat karena sebenarnya para filosof adalah orang-orang bijak yang hidup sederhana dan mengabdikan seluruh hidupnya untuk mencari kebenaran dan menebarkan cinta-kasih pada sesama



 Berikut ini perbedaan pengertian atau definisi filsafat dan ilmu, semoga bermanfaat bagi yang membutuhkan

1. PENGERTIAN FILSAFAT

PENGERTIAN FILSAFAT MENURUT PARA AHLI YAITU:

Secara umum
Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mcngenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan.
Pudjo Sumedi AS., Drs.,M.Ed. dan Mustakim, S.Pd.,MM,
Istilah dari filsafat berasal bahasa Yunani : ”philosophia”. Seiring perkembangan jaman akhirnya dikenal juga dalam berbagai bahasa, seperti : ”philosophic” dalam kebudayaan bangsa Jerman, Belanda, dan Perancis; “philosophy” dalam bahasa Inggris; “philosophia” dalam bahasa Latin; dan “falsafah” dalam bahasa Arab.
Pengertian Filsafat Ilmu

Untuk memahami arti dan makna filsafat ilmu, di bawah ini dikemukakan pengertianfilsafat ilmu dari beberapa ahli yang terangkum dalam Filsafat Ilmu, yang disusun oleh Ismaun (2001)

Robert Ackerman “philosophy of science in one aspect as a critique of current scientific opinions by comparison to proven past views, but such aphilosophy of science is clearly not a discipline autonomous of actual scientific paractice”. (Filsafat ilmu dalam suatu segi adalah suatu tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini dengan perbandingan terhadap kriteria-kriteria yang dikembangkan dari pendapat-pendapat demikian itu, tetapi filsafat ilmu jelas bukan suatu kemandirian cabang ilmu dari praktek ilmiah secara aktual.

Lewis White Beck “Philosophy of science questions and evaluates the methods of scientific thinking and tries to determine the value and significance of scientific enterprise as a whole. (Filsafat ilmu membahas dan mengevaluasi metode-metode pemikiran ilmiah serta mencoba menemukan dan pentingnya upaya ilmiah sebagai suatu keseluruhan)

A. Cornelius Benjamin “That philosopic disipline which is the systematic study of the nature of science, especially of its methods, its concepts and presuppositions, and its place in the general scheme of intellectual discipines. (Cabang pengetahuan filsafati yang merupakan telaah sistematis mengenai ilmu, khususnya metode-metodenya, konsep-konsepnya dan praanggapan-praanggapan, serta letaknya dalam kerangka umum cabang-cabang pengetahuan intelektual.)


Plato
Filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang asli.
Aristoteles
Filsafat adalah ilmu ( pengetahuan ) yang meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika.
Al Farabi
Filsafat adalah ilmu ( pengetahuan ) tentang alam maujud bagaimana hakikat yang sebenarnya.
Plato ( 428 -348 SM )
Filsafat tidak lain dari pengetahuan tentang segala yang ada.
Aristoteles ( (384 – 322 SM)
Bahwa kewajiban filsafat adalah menyelidiki sebab dan asas segala benda. Dengan demikian filsafat bersifat ilmu umum sekali. Tugas penyelidikan tentang sebab telah dibagi sekarang oleh filsafat dengan ilmu.
Cicero ( (106 – 43 SM )
Filsafat adalah sebagai “ibu dari semua seni “( the mother of all the arts“ ia juga mendefinisikan filsafat sebagai ars vitae (seni kehidupan )
Johann Gotlich Fickte (1762-1814 )
Filsafat sebagai Wissenschaftslehre (ilmu dari ilmu-ilmu , yakni ilmu umum, yang jadi dasar segala ilmu. Ilmu membicarakan sesuatu bidang atau jenis kenyataan. Filsafat memperkatakan seluruh bidang dan seluruh jenis ilmu mencari kebenaran dari seluruh kenyataan.
Paul Nartorp (1854 – 1924 )
Filsafat sebagai Grunwissenschat (ilmu dasar hendak menentukan kesatuan pengetahuan manusia dengan menunjukan dasar akhir yang sama, yang memikul sekaliannya .
Imanuel Kant ( 1724 – 1804 )
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yange menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan yang didalamnya tercakup empat persoalan.
  1. Apakah yang dapat kita kerjakan ?(jawabannya metafisika )
  2. Apakah yang seharusnya kita kerjakan (jawabannya Etika )
  3. Sampai dimanakah harapan kita ?(jawabannya Agama )
  4. Apakah yang dinamakan manusia ? (jawabannya Antropologi )
Notonegoro
Filsafat menelaah hal-hal yang dijadikan objeknya dari sudut intinya yang mutlak, yang tetap tidak berubah , yang disebut hakekat.
Driyakarya
Filsafat sebagai perenungan yang sedalam-dalamnya tentang sebab-sebabnya ada dan berbuat, perenungan tentang kenyataan yang sedalam-dalamnya sampai “mengapa yang penghabisan “.
Sidi Gazalba
Berfilsafat ialah mencari kebenaran dari kebenaran untuk kebenaran , tentang segala sesuatu yang di masalahkan, dengan berfikir radikal, sistematik dan universal.
Harold H. Titus (1979 )
       Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepecayaan terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara tidak kritis. Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang dijunjung tinggi;
       Filsafat adalah suatu usaha untuk memperoleh suatu pandangan keseluruhan;
       Filsafat adalah analisis logis dari bahasa dan penjelasan tentang arti kata dan pengertian ( konsep );
       Filsafat adalah kumpulan masalah yang mendapat perhatian manusia dan yang dicirikan jawabannya oleh para ahli filsafat.
Hasbullah Bakry
Ilmu Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai Ke-Tuhanan, alam semesta dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana sikap manusia itu sebenarnya setelah mencapai pengetahuan itu.
Prof. Mr.Mumahamd Yamin
Filsafat ialah pemusatan pikiran , sehingga manusia menemui kepribadiannya seraya didalam kepribadiannya itu dialamiya kesungguhan.
Prof.Dr.Ismaun, M.Pd.
Filsafat ialah usaha pemikiran dan renungan manusia dengan akal dan qalbunya secara sungguh-sungguh , yakni secara kritis sistematis, fundamentalis, universal, integral dan radikal untuk mencapai dan menemukan kebenaran yang hakiki (pengetahuan, dan kearifan atau kebenaran yang sejati.
Bertrand Russel
Filsafat adalah sesuatu yang berada di tengah-tengah antara teologi dan sains. Sebagaimana teologi , filsafat berisikan pemikiran-pemikiran mengenai masalah-masalah yang pengetahuan definitif tentangnya, sampai sebegitu jauh, tidak bisa dipastikan;namun, seperti sains, filsafat lebih menarik perhatian akal manusia daripada otoritas tradisi maupun otoritas wahyu.

2. PENGERTIAN ILMU PENGETAHUAN

Pengertian Ilmu dan Ilmu pengetahuan menurut beberapa ahli:
Mohammad HattaIlmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya, maupun menurut kedudukannya tampak dari luar, maupun menurut hubungannya dari dalam.
Ralp Ross dan Ernest Van Den HaagIlmu adalah yang empiris, rasional, umum dan sistematik, dan keempatnya serentak.
Karl PearsonIlmu adalah lukisan atau keterangan yang komprehensif dan konsisten tentang fakta pengalaman dengan istilah sederhana.
Ashely Montagu, Guru Besar Antropolo di Rutgers UniversityIlmu adalah pengetahuan yang disususn dalam satu system yang berasal dari pengamatan, studi dan percobaan untuk menetukan hakikat prinsip tentang hal yang sedang dikaji.
Harsojo, Guru Besar antropolog di Universitas PajajaranIlmu adalah:
Merupakan akumulasi pengetahuan yang disistematisasikan
Suatu pendekatan atau mmetode pendekatan terhadap seluruh dunia empirisyaitu dunia yang terikat oleh factor ruang dan waktu yang pada prinsipnya dapat diamati panca indera manusia.
Suatu cara menganlisis yang mengizinkan kepada ahli-ahlinya untuk menyatakan suatu proposisi dalam bentuk: “jika,….maka…”
Afanasyef, seorang pemikir Marxist bangsa RusiaIlmu adalah pengetahuan manusia tentang alam, masyarakat, dan pikiran. Ia mencerminkan alam dan konsep-konsep, kategori dan hukum-hukum, yang ketetapnnya dan kebenarannya diuji dengan pengalaman praktis.
Communality, The Liang Gie 1991Sekumpulan proposisi sistematis yang terkandung dalam pernyataan-pernyataan yang  benar dengan ciri pokok yang bersifat general, rational, objektif, mampu diuji kebenarannya (verifikasi objektif), dan mampu menjadi milik umum 
J. Haberer 1972 Suatu hasil aktivitas manusia yang merupakan kumpulan teori, metode dan praktek dan menjadi pranata dalam masyarakat.
J.D. Bernal 1977Suatu pranata atau metode yang  membentuk keyakinan mengenai alam semesta dan manusia.
E. Cantote 1977Suatu hasil aktivitas manusia yang mempunyai makna dan metode.1977 -1992

Cambridge-Dictionary 1995
Ilmu Pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan yang benar, mempunyai objek dan tujuan  tertentu dengan sistim, met ode untuk berkembang serta berlaku universal yang dapat diuji kebenarannya.

3. PERBEDAAN FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN

  • Dilihat dari obyek material [lapangan]
Filsafat itu bersifat universal [umum], yaitu segala sesuatu yang ada [realita] sedangkan obyek material ilmu [pengetahuan ilmiah] itu bersifat khusus dan empiris. Artinya, ilmu hanya terfokus pada disiplin bidang masing-masing secra kaku dan terkotak-kotak, sedangkan kajian filsafat tidak terkotak-kotak dalam disiplin tertentu
  • Obyek formal [sudut pandangan]
Filsafat itu bersifat non fragmentaris, karena mencari pengertian dari segala sesuatu yang ada itu secara luas, mendalam dan mendasar. Sedangkan ilmu bersifat fragmentaris, spesifik, dan intensif. Di samping itu, obyek formal itu bersifatv teknik, yang berarti bahwa cara ide-ide manusia itu mengadakan penyatuan diri dengan realita.
  • Filsafat dilaksanakan dalam suasana pengetahuan yang menonjolkan daya spekulasi, kritis, dan pengawasan, sedangkan ilmu haruslah diadakan riset lewat pendekatan trial and error. Oleh karena itu, nilai ilmu terletak pada kegunaan pragmatis, sedangkan kegunaan filsafat timbul dari nilainnya.
  • Filsafat memuat pertanyaan lebih jauh dan lebih mendalam berdasarkan pada pengalaman realitas sehari-hari, sedangkan ilmu bersifat diskursif, yaitu menguraikan secara logis, yang dimulai dari tidak tahu menjadi tahu.
  • Filsafat memberikan penjelasan yang terakhri, yang mutlak, dan mendalam sampai mendasar [primary cause] sedangkan ilmu menunjukkan sebab-sebab yang tidak begitu mendalam, yang lebih dekat, yang sekunder [secondary cause]
  • Filsafat = berpikir kritis atau selalu mempertanyakan segala hal tanpa ada eksperimen. Sedangkan ilmu pengetahuan = selalu dengan eksperiman untuk menemukan jawaban dari pertanyaannya
  • http://tanbihun.com/

Socrates

Pemikir yang menarik perhatian umum dan berpengaruh dalam abad kelima adalah Socrates, dedikasi dengan ketelitian merobah keseluruhan rumusan2. Beliau menggali pengetahuan 'tulen', dan tidak mengharapkan 'kemenangan'diatas rumusan2nya., Socrates mempekembangkan tesis2 logiknya seperti ahli2 ilmuan yang lain pada zamannya, untuk satu tujuan ‘mencari kebenaran’, tanpa taklid/meniru.

Socrates

FILSAFAT ETIKA DAN MORAL KANT

Imanuel Kant, terkenal dengan filsafat kritisnya yang lebih banyak berbicara tentang filsafat moral dan etika. Dia merupakan tokoh penting karena dia bisa disebut sebagai pemersatu antara filsafat Rasionalisme dan Emipirisme. Tapi ternyata usahanya untuk menyatukan keduanya terpecah kembali sehingga sekarang kita kenal filsafat positivisme --logis-- dan idealisme. Tulisan ini hanya sedikit rangkuman tentang filsafat etika dan moral Imanuel Kant, karena saya sendiri masih 'mau' belajar tentang filsafatnya, dan selalu tidak ada waktu saja untuk itu :-( Tapi lain kali akan saya update tulisan ini. Du kannst, denn du sollst! Kita wajib, karena kita bisa (melakukannya)! Filsafat kritis adalah filsafat yang memulai perjalanannya dengan terlebih dahulu menyelidiki kemampuan rasio dan batas-batasnya. Filsafat sebelum kritisme harus dianggap sebagai dogmatisme, sebab filsafat itu percaya ,mentah mentah pada kemampuan rasaio tanpa penyelidikan terlebih dahulu.

Pemutarbalikan Kopernikan (Kopernikanische Wende): "Sebelum Kant: kebenaran dimengerti sebagai "pencocokan intelek terhadap realitas" (adaequatio intellectus ad rem), sejak Kant kebenaran itu lebih merupakan "pencocokan realitas terhadap intelek" (adaequatio rei ad intellectum) "Objeklah yang mengarahkan diri kepada subjek untuk diproses menjadi pengetahuan, bukan subjek (manusia, "aku") mengarahkan diri pada objek (benda, "dunia") Inggris: Englightenment Perancis: Illuminism (?) Jerman: Aufkl Arung Semboyan: Sapere Aude! (Beranilah berfikir sendiri) Horace, filsuf Romawi Gerakan Pietisme di Jerman Doa tidak perlu karena toh Tuhan sudah tau kebutuhan dan isi hati kita. Gereja sejati tidak berada dalam organisasi mamna pun atau dalam ajaran-ajaran teologi, melainkan dio dalam hati orang yang percaya dan shaleh. Tingkah laku shaleh (baik) daripada ajaran teologis. Adanya Allah, berkehendak bebas, dan kebaaan jiwa tidak bisa dibuktikan secara teoritis, melainkan perlu diterima sebagai postulat budi praktis (praktishen vernunft)-yakni sebagai Idea-yang menyangkut kewajiban kita menaati hukum moral (Sittengesetz) Rasionalisme: Leibniz & Wolff Adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa sumber pengetahuan sejati adalah akal budi (rasio).

http://www.philosophypages.com/hy/2d.htm

Plato

Anak kepada bangsa Athen yang berpengaruh. Kerjayanya falsafah bermula sebagai seorang pelajar Socrates. Apabila Socrates meninggal, Plato telah mengembara ke Mesir dan Itali, menuntut bersama dengan pelajar2 Pythagoras. Menjadi pe’Penasihat’ kepada gulongan pemerintah Syracuse. Akhirnya, kembali ke Athens dan menubuhkan akedemi falasafahnya sendiri. Plato telah mencuba menyampaikan warisan satu gaya pemikiran Socrates dan membimbing penuntut2 dengan ilmu matematik yang menjurus kepada pencapaian kepada ikhtisar kebenaran falsafah.


Plato
Materialisme Dialektis

Yang-Nyata ialah Yang-Material. Materialisme merupakan suatu bentuk realisme, karena paham ini menumbuhkan yang-nyata dengan materi. Tanpa pengecualian sesuatu , seseorang penganut materialisme menganggap bahwa materi ialah satu-satunya hal yang nyata. Materi ialah hal yang terdalam dan bereksistensi atas kekuatan sendiri, dan tidak memerlukan suatu prinsip yang lain untuk menerangkan eksistensinya sendiri. Materi itu sendiri merupakan sumber serta keterangan terdalam bagi berekstensinya segala sesuatu yang ada, bahkan juga bagi adanya. Tokoh materialisme penting yang lain: Jacob Molenschott, Vogt, dan Oswald Materialisme mempunyai peranan penting pada pertengahan abad 19. Ia menjadi aliran filsafat yang cukup besar dan populer pada saat itu. Tapi materialisme yen berkembang bukanlah materilisme metafisik dari tradisi Aufklarung , tapi lebih cenderung marxisme. ?

Materialisme yang meneruskan tradisi Aufklarung, biasa disebut "materialisme mekanis" Materialisme ini memandang manusia seperti sebuah mesin, atau mereduksi seluruh tingkah laku manusia menurut hukum fisika dan kimia. Tokoh materialisme ini adalah Ludwig Bouenchner (1824-1899) dengan sukses besar dengan karyanya Kraft und Stoff (Daya dan Materi) dan Ernst Haeckel (1834-1919) yang mempopulerkan teori evolusi dengan menggunakan prinsip-prinsi materialisme. ? Materialisme yang timbul sebagai reaksi terhadap idealisme Tokoh-tokoh penting dari materialisme ini adalah: Ludwig Feuerbach 91804-1895), Karl Marx (1818-1883), Friedrich Engels (1820-1895)

http:/www.philosophypages.com/ph/plat.htm/


Aristotle

Aristotle ialah ahli falsafah Yunani yang membuat sumbangan penting oleh systemizing logik deduktif dan menulis mengenai perkara-perkara fizikal. Falsafah beliau mempunyai pengaruh yang berpanjangan kepada pembangunan semua teori falsafah Barat
http://www.iep.utm.edu/a/aristotl.htm


U.G. Krishnamurti
 tidak menulis buku-buku dalam erti kata ingin mendapatkan mesej merentasi kepada pembaca yang. Sebaliknya, orang-orang yang melihat nilai dalam apa yang dikatakan merakamnya. Dari Minda sebagai Mitos: "pengajaran saya, jika itu adalah perkataan yang anda mahu untuk digunakan, tidak mempunyai hak cipta. Anda bebas untuk mengeluarkan semula, mengedar, mentafsir, menyalahtafsirkan, memutarbelitkan, pemutarbalikan perkataan, melakukan apa yang anda suka, walaupun mendakwa pengarang, tanpa kebenaran saya atau kebenaran sesiapa pun. "

Dante's Inferno

Di pertengahan jalan hidupnya, penyair Dante mendapati dirinya mengembara sendirian di hutan yang gelap, setelah kehilangan perjalanan pada "ajaran" yang (I.10). Dia mengatakan bahawa dia tidak ingat bagaimana dia kehilangan cara beliau, tetapi beliau telah merayau ke tempat yang ditakuti, sebuah lembah gelap dan kusut. Di atas, dia melihat sebuah bukit besar yang seolah-olah untuk menawarkan perlindungan daripada lembah dibayangi. Matahari bersinar turun dari puncak bukit ini, dan Dante cuba untuk mendaki ke arah cahaya. Seperti dia memanjat, bagaimanapun, beliau menghadapi tiga binatang amarah berturut-harimau, singa dan serigala betina-yang memaksa beliau untuk kembali..
Dante mengumpamakan cerita2 Kesenangan2, Kesengsaraan disyurga dan dineraka hanyalah cerita2 jenaka, khayalan, reka2an, putar belit keseluruhan para nabi2 dan pendita2, ulama'2.

St Thomas Aquinas

Kepentingan ini adalah bahawa orang yang beriman menghadapi risiko menerima keterangan-keterangan yang tidak baik daripada ketidakpentingan pemikiran dan dengan itu jiwa manusia. Sebaliknya, seorang materialis komited mungkin terlalu cepat untuk menerima bukti yang tidak baik yang berfikir ini hanya satu proses yang ketara.


AlGahzali/AlGhazel

Abu Hamid al-Ghazali (450-505 AH/1058-1111 AD) [aka: al-Ghazzali, Algazel] adalah salah satu ulama besar, ahli-ahli teologi dan mistik abad ke-12. Beliau menulis mengenai pelbagai topik termasuk perundangan, teologi, mistik dan falsafah. 
Ghazali.org (perpustakaan dalam talian maya) menyediakan kerja-kerja lengkap al-Ghazali dalam bahasa-yang asal telah diterbitkan di cetak dan dalam terjemahan.

Albert Einstein

Jerman-Amerika fizik Albert Einstein, b. Ulm, Jerman, 14 Mac 1879, d. Princeton, NJ, 18 April, 1955, menyumbang lebih daripada mana-mana ahli sains lain untuk visi abad ke-20 daripada realiti fizikal. Berikutan Perang Dunia I, teori Einstein - terutamanya teori relativiti - seolah-olah ramai orang untuk menunjukkan kualiti tulen pemikiran manusia, seseorang yang jauh dari perang dan selepasnya. Jarang seorang saintis telah mendapat perhatian awam kerana telah ditanam buah pembelajaran tulen. 
http://www.westegg.com/einstein/

Immanuel Kant

Kant berpendapat bahawa walaupun kewujudan Tuhan tidak dapat dibuktikan, kita harus datang ke kepercayaan dalam kewujudan Tuhan melalui "pemahaman logik." Kant menyimpulkan bahawa dunia ini tidak mencukupi dalam dirinya, bahawa kuasa luar, yang dikenal pasti dengan Allah, adalah satu keperluan pengawal atur; dan bahawa Allah adalah satu syarat untuk moral, ia memberi makna kepada kehidupan kita di sini di bumi. Kewujudan Tuhan, bagi Kant, tetapi salah satu daripada tiga postulat moral, yang lain menjadi kebebasan memilih, dan kekekalan jiwa.

Logis dan RasionalKant mengatakan bahwa apa yang kita katakan rasional itu ialah suatu pemikiran
yang masuk akal tetapi menggunakan aturan hukum alam. Dengan kata lain, menurut
Kant rasional itu ialah kebenaran akal yang diukur dengan hukum alam.

Kesimpulannya:
1. Sesuatu yang rasional ialah sesuatu yang mengikuti atau sesuai dengan hukum alam.
2. Yang tidak rasional ialah yang tidak sesuai dengan hukum alam
3. Kebenaran akal diukur dengan hukum alam

Jadi, di sini, akal itu sempit aja, hanya sebatas hukum alam. Itulah sebabnya
saya dapat mengatakan bahwa pemikiran yang rasional sebenarnya belum dapat disebut
pemikiran tingkat sangat tinggi. Pemikiran rasional belum mampu mengungkap sesuatu
yang tidak dapat diukur dengan hukum alam.

Kebenaran logis terbagi dua, pertama logis-rasional, seperti yang telah
diuraikan diatas tadi, kedua logis-supra-rasioanal. Logis-supra-rasional ialah pemikiran
akal yang kebenarannya hanya mengandalkan argumen, ia tidak diukur dengan hukum
alam. Bila argumennya masuk alkal maka ia benar, sekalipun melawan hukum alam.
Dengan kata lain ukuran kebenaran logis-supra-rasional ialah logika yang ada di dala
susunan argumennya. Kebenaran logis-supra-rasional itu ialah kebenaran yang masuk
akal sekalipun melawan hukum alam.

Kita dapat membuat beberapa ungkapan sebagai berikut:
1. Yang logis ialah yang masuk akal.
2. Yang logis itu mencakup yang rasional dan yang supra-rasional.
3. Yang rasiona ialah yang masuk akal dan sesuai dengan hukum alam.
4. Yang supra-rasional ialah yang masuk akal sekalipuntidak sesuai dengan hukum
alam.
5. Istilah logis boleh dipakai dalam pengertian rasional atau dalam pengertian supra-
rasional.

Ibn Rumi

Beliau berjaya bapanya sebagai seorang profesor di Madrasah yang terkenal di Konya ketika dia 24 yrs umur. Dia meneruskan pelindapkejutan dahaga bagi Pendidikan sehingga dia berusia 40 tahun. Jalal al-Din Muhammad Ibn Muhammad Ibn Muhammad Ibn Hussein al-Rumi mendapati Perintah Maulvi yang terkenal di Tasawwuf. Beliau menyatakan demikian melalui puisi, buku beliau yang terkenal menjadi Mathnawi. Beliau menjadi sangat terkenal dengan wawasan mistik, ilmu agama dan puisi Parsi.

Sigmund Freud

Freud menjelaskan teori bahawa minda adalah tenaga sistem yang kompleks, penyiasatan struktur yang adalah wilayah yang betul psikologi. Beliau dijelaskan dan ditapis konsep tidak sedarkan diri, seksualiti bayi, penindasan, dan mencadangkan satu akaun tri-partite struktur minda, semua sebagai sebahagian daripada kerangka konsep dan terapeutik baru yang radikal rujukan untuk memahami pembangunan psikologi manusia dan rawatan keadaan mental yang tidak normal.

Allamma Iqbal

Iqbal adalah Muslim yang terbaik dinyatakan untuk Kemodenan bahawa dunia Islam telah dihasilkan pada abad ke-20. Tetapi beliau mempunyai tiga dimensi: 
A penglibatan kreatif dengan paradigma konsep modenisme di peringkat falsafah yang canggih melalui tulisan prosa beliau, terutamanya beliau Pembangunan Semula Pemikiran Agama dalam IslaBahasa Urdu dan puisi Parsi yang merupakan penjelmaan yang terbaik pemikiran poetically pengantara, tepat di kesinambungan tradisional kesusasteraan Islam dan mungkin berbunga yang terbaik puisi kebijaksanaan, atau puisi renungan atau puisi inspirasi dalam zaman moden. 
Sebagai seorang aktivis politik / sosial pembaharu naik sehingga tanggungjawab sosialnya, memanggil beliau pada fasa kritikal dalam sejarahm yang membentangkan pandangan asas falsafah beliau

Ibn Khaldun

Ibn Khaldun adalah tokoh yang paling penting dalam bidang Sejarah dan Sosiologi dalam Sejarah Islam. Beliau adalah salah satu bintang bersinar yang menyumbang begitu kaya kepada pemahaman Tamadun. Untuk membolehkan seseorang untuk memahami dan menghargai kerja-kerja, seseorang perlu memahami hidupnya. Dia hidup dalam pencarian kestabilan dan pengaruh. Dia datang dari keluarga ulama dan ahli-ahli politik dan beliau berhasrat untuk hidup sehingga kedua-dua jangkaan. Beliau akan berjaya dalam bidang Biasiswa lebih banyak lagi daripada dalam mana-mana bidang lain.


Ibn Sina

Dalam mana-mana umur Ibn Sina, yang dikenali di Barat sebagai Avicenna, akan menjadi gergasi di kalangan gergasi. Beliau dipaparkan kehebatan intelektual yang luar biasa sebagai kanak-kanak dan pada usia sepuluh sudah mahir dalam al-Quran dan bahasa Arab klasik. Dalam tempoh enam tahun akan datang beliau menumpukan dirinya Perundangan Islam, Falsafah dan Sains Asli dan dikaji Logik, Euclid, dan Almeagest. 
Dia mengalihkan perhatian kepada Perubatan pada usia 17 tahun dan mendapati ia, dalam kata-katanya sendiri, "tidak sukar". Walau bagaimanapun beliau telah sangat bermasalah dengan masalah metafizik dan khususnya karya-karya Aristotle. Secara kebetulan, beliau memperolehi manual yang mengenai perkara ini oleh ahli falsafah terkenal al-Farabi yang diselesaikan masalah beliau.


Al Farabi

Farabi menyumbang dengan ketara kepada sains, falsafah, logik, sosiologi, perubatan, matematik dan muzik. Sumbangan besar beliau seolah-olah berada di dalam falsafah, logik dan sosiologi dan, sudah tentu, menonjol sebagai hal luas. Sebagai ahli falsafah, dia boleh dikelaskan sebagai Neoplatonist yang cuba mensintesis Platonisme dan Aristotelism dengan teologi dan beliau telah menulis banyak ulasan itu mengenai fizik, meteorologi, logik Aristotle, dan sebagainya, di samping sebilangan besar buku-buku pada beberapa mata pelajaran lain yang mengandungi sumbangan tulen, bahawa dia datang yang dikenali sebagai 'Guru Kedua (al-Mou'allim al-Thani) Aristotle sebagai Pertama. Salah satu sumbangan penting-tions Farabi ialah membuat kajian mengenai logik dengan memudahkannya melalui cara membahagikan kepada dua kategori iaitu. Takhayyul (idea) dan Thubut (bukti).

Ibn Arabi

"Dialah yang diturunkan dalam setiap muka, dicari dalam setiap tanda, memandang tindakan oleh 
setiap mata, disembah di setiap yang disembah, dan mengejar kepada yang ghaib dan 
yang boleh dilihat. Tidak seorang pun daripada makhluk-Nya boleh gagal untuk mencari-Nya dalam yang 
asal dan asli alam semula jadi "
http://en.wikipedia.org/wiki/Ibn_ArabiIbn 'Arabi, Futûhât al-Makkiyya

Definisi Atau Pengertian Negara 

Beberapa abad sebelum Masehi, para filsuf Yunani: Socrates, Plato, dan Aristotelessudah mengajarkan beberapa teori tentang “negara”. Telaah mereka tentang ilmu negara dan hukum masih berpengaruh hingga saat ini kendati sesungguhnya pengertian mereka tentang negara pada waktu itu hanya meliputi lingkungan kecil, yakni lingkungan kota atau negara kota yang disebut “polis”. Maka dapat dimaklumi jika Plato menamai bukunya Politeia (soal-soal negara kota) dan bukunya yang lain Politicos (ahli polis, ahli negara kota). Aristoteles menamai bukunya Politica (ilmu tentang negara kota). Dari kata itulah asal kata “politik” yang berarti hal-ihwal dan seluk beluk negara atau kebijakan dalam menghadapi seluk-beluk negara. Pada waktu itu di Yunani digunakan kata polis untuk negara sedangkan di Romawi digunakan kata civitas dengan arti yang lebih kurang sama.

Istilah negara mulai dikenal pada masa Renaissance di Eropa dalam abad XV melalui Niccolo Machiavelli yang mengenalkan istilah Lo Stato dalam bukunya yang berjudul Il Principe. Semula istilah itu digunakan untuk menyebut sebagian dari jabatan negara, kemudian diartikan juga sebagai aparat negara, dan “orang-orang yang memegang tampuk pemerintahan beserta staf-stafnya”, maupun “susunan tata pemerintahan atas suatu masyarakat di wilayah tertentu”.

Lo Stato pada masa itu juga digunakan untuk menyebut pihak yang diperintah (dependent). Namun pada masa pemerintahan absolut raja-raja, state (negara) diartikan sebagai pemerintah (ingat ucapan terkenal Louis XIV dari Prancis: “L’Etat cest moi” – Negara adalah aku). Pada masa demokrasi, pengertian negara sebagai “the community that is governed” dapat mereduksi pengertian dari zaman pemerintahan absolut para raja. Edward Mac Chesney Sait dalam buku Political Institution, a Preface menulis: “But usance has changed, Stalin or Mussolini or Hitler can be no more than governed.

2. Alam Akal
Kaum Rasionalis, selain alam tabi'at atau alam fisika, meyakini bahwa akal merupakan sumber pengetahuan yang kedua dan sekaligus juga sebagai alat pengetahuan. Mereka menganggap akal-lah yang sebenarnya menjadi alat pengetahuan sedangkan indra hanya pembantu saja. Indra hanya merekam atau memotret realita yanng berkaitan dengannya, namun yang menyimpan dan mengolah adalah akal. Karena kata mereka, indra saja tanpa akal tidak ada artinya. Tetapi tanpa indra pangetahuan akal hanya tidak sempurna, bukan tidak ada.

Aktivitas-aktiviras Akal Menarik kesimpulan. Yang dimaksud dengan menarik kesimpulan adalah mengambil sebuah hukum atas sebuah kasus tertentu dari hukum yang general. Aktivitas ini dalam istilah logika disebut silogisme kategoris demonstratif. Mengetahui konsep-konsep yang general. Ada dua teori yang menjelaskan aktivitas akal ini, pertama, teori yang mengatakan bahwa akal terlebih dahulu menghilangkan ciri-ciri yang khas dari beberapa person dan membiarkan titik-titik kesamaan mereka. Teori ini disebut dengan teori tajrid dan intiza'. Kedua, teori yang mangatakan bahwa pengetahuan akal tentang konsep yang general melalui tiga tahapan, yaitu persentuhan indra dengan materi, perekaman benak, dan generalisasi. Pengelompokan Wujud. Akal mempunyai kemampuan mengelompokkan segala yang ada di alam realita ke beberapa kelompok, misalnya realita-realita yang dikelompokkan ke dalam substansi, dan ke dalam aksdensi (yang sembilan macam).Pemilahan dan Penguraian. Penggabungan dan Penyusunan. Kreativitas.

3. Analogi (Tamtsil)
Termasuk alat pengetahuan manusia adalah analogi yang dalam terminologi fiqih disebut qiyas. Analogi ialah menetapkan hokum (baca; predikat) atas sesuatu dengan hukum yang telah ada pada sesuatu yang lain karena adanya kesamaan antara dua sesuatu itu. Analogi tersusun dari beberapa unsur; (1) asal, yaitu kasus parsial yang telah diketahui hukumnya. (2) cabang, yaitu kasus parsial yang hendak diketahui hukumnya, (3) titik kesamaan antara asal dan cabang dan (4) hukum yang sudah ditetapkan atas asal. Analogi dibagi dua; Analogi interpretatif : Ketika sebuah kasus yang sudah jelas hukumnya, namun tidak diketahui illatnya atau sebab penetapannya. Analogi Yang Dijelaskan illatnya : Kasus yang sudah jelas hukum dan illatnya.


 Materialisme

Aliran ini menganggap bahwa  yang ada hanyalah materi  . adapun yang berupa Jiwa atau Roh, Materialisme hanyalah proses gerakan kebenaran dengan salah satu cara tertentu.

Perkembangan Materialisme.
Pada abad pertama masehi faham Materialisme tidak mendapat tanggapan yang serius, bahkan pada abad pertengahan, orang menganggap asing terhadap faham Materialisme ini.
Baru pada jaman Aufklarung (pencerahan), Materialisme mendapat tanggapan dan penganut yang penting di Eropah Barat.

Pada abad ke-19 pertengahan, aliran Materialisme tumbuh subur di Barat. Faktir yang menyebabkannya adalah bahwa orang merasa dengan faham Materialisme mempunyai harapan-harapan yang besar atas hasil-hasil ilmu pengetahuan alam. 

Selain itu, faham Materialisme ini praktis tidak memerlukan dalildalil yang muluk-muluk dan abstrak, juga teorinya jelas berpegang pada kenyataankenyataan yang jelas dan mudah dimengerti. Pada masa ini, kritikpun muncul di kalangan ulama-ulama barat yang menentang Materialisme. Adapun kritik yang dilontarkan adalah sebagai berikut :

1. Materialisme menyatakan bahwa alam wujud ini terjadi dengan sendirinya dari khaos (kacau balau). Padahal kata Hegel. kacau balau yang mengatur bukan lagi kacau balau namanya.

2. Materialisme menerangkan bahwa segala peristiwa diatur oleh hukum alam. padahal pada hakekatnya hukum alam ini adalah perbuatan rohani juga.

3. Materialisme mendasarkan segala kejadian dunia dan kehidupan pada asal benda itu sendiri. padahal dalil itu menunjukkan adanya sumber dari luar alam itu sendiri yaitu Tuhan.

4. Materialisme tidak sanggup menerangkan suatu kejadian rohani yang paling mendasar sekalipun.
 

Tokoh-tokohnya.
1. Anaximenes ( 585 -528)
2. Anaximandros ( 610 -545 SM)
3. Thales ( 625 -545 SM)
4. Demokritos (kl.460 -545 SM)
5. Thomas Hobbes ( 1588 -1679)
6. Lamettrie (1709 -1715)
7. Feuerbach (1804 -1877)
8. H. Spencer (1820 -1903)
9. Karl Marx (1818 -1883)


Filsafat Zaman Yunani Kuno

1.1 Filsafat pra-sokrates ditandai oleh usaha mencari asal (asas) segala sesuatu ("arche" = ). Tidakkah di balik keanekaragaman realitas di alam semesta itu hanya ada satu azas? Thales mengusulkan: air, Anaximandros: yang tak terbatas, Empedokles: api-udara-tanah-air. Herakleitos mengajar bahwa segala sesuatu mengalir ("panta rei" = selalu berubah), sedang Parmenides mengatakan bahwa kenyataan justru sama sekali tak berubah. Namun tetap menjadi pertanyaan: bagaimana yang satu itu muncul dalam bentuk yang banyak, dan bagaimana yang banyak itu sebenarnya hanya satu? Pythagoras (580-500 sM) dikenal oleh sekolah yang didirikannya untuk merenungkan hal itu. Democritus (460-370 sM) dikenal oleh konsepnya tentang atom sebagai basis untuk menerangkannya juga. Zeno (lahir 490 sM) berhasil mengembangkan metode reductio ad absurdum untuk meraih kesimpulan yang benar.

1.2 Puncak zaman Yunani dicapai pada pemikiran filsafati Sokrates (470-399 sM), Plato (428-348 sM) dan Aristoteles (384-322 sM).

1.2.1 Sokrates menyumbangkan teknik kebidanan (maieutika tekhne) dalam berfilsafat. Bertolak dari pengalaman konkrit, melalui dialog seseorang diajak Sokrates (sebagai sang bidan) untuk "melahirkan" pengetahuan akan kebenaran yang dikandung dalam batin orang itu. Dengan demikian Sokrates meletakkan dasar bagi pendekatan deduktif. -- Pemikiran Sokrates dibukukan oleh Plato, muridnya.

Hidup pada masa yang sama dengan mereka yang menamakan diri sebagai "sophis" ("yang bijaksana dan berapengetahuan"), Sokrates lebih berminat pada masalah manusia dan tempatnya dalam masyarakat, dan bukan pada kekuatan-kekuatan yang ada dibalik alam raya ini (para dewa-dewi mitologi Yunani). Seperti diungkapkan oleh Cicero kemudian, Sokrates "menurunkan filsafat dari langit, mengantarkannya ke kota-kota, memperkenalkannya ke rumah-rumah". Karena itu dia didakwa "memperkenalkan dewa-dewi baru, dan merusak kaum muda" dan dibawa ke pengadilan kota Athena.

Dengan mayoritas tipis, juri 500 orang menyatakan ia bersalah. Ia sesungguhnya dapat menyelamatkan nyawanya dengan meninggalkan kota Athena, namun setia pada hati nuraninya ia memilih meminum racun cemara di hadapan banyak orang untuk mengakhiri hidupnya.

1.2.2 Plato menyumbangkan ajaran tentang "idea". Menurut Plato, hanya idea-lah realitas sejati. Semua fenomena alam hanya bayang-bayang dari bentuknya (idea) yang kekal. Dalam wawasan Plato, pada awal mula ada idea-kuda, nun disana di dunia idea. Dunia idea mengatasi realitas yang tampak, bersifat matematis, dan keberadaannya terlepas dari dunia inderawi. Dari idea-kuda itu muncul semua kuda yang kasat-mata. Karena itu keberadaan bunga, pohon, burung, ... bisa berubah dan berakhir, tetapi idea bunga, pohon, burung, ... kekal adanya. Itulah sebabnya yang Satu dapat menjadi yang Banyak.


Filsafat Etika
ETIKA

Etika adalah salah satu cabang ilmu filsafat yang ngebahas masalah seputar moralitas (norma-norma), prinsip-prinsip moral, dan teori-teori moral (misalnya 'teori hati nurani', 'teori rasa moral', 'teori keputusan moral', 'teori tentang kebaikan mutlak' dan 'teori tentang kebaikan relatif', 'teori tentang kejahatan', 'teori kriteria moral', 'teori tentang asal mula manusia harus bermoral', dan lain-lain). Leluhur kite sejak era neolitik udah menciptakan norma-norma, prinsip-prinsip moral, dan teori-teori moral.

Sayangnya, seperti yang dah gue bilang tadi, ada di antara suku-suku kite yang gak nulisfilsafat etika mereka dalam bentuk buku-buku. Jadi, bagi yang mau ngebahas filsafat etika suku asli kita, dia harus mengalih-tulisan nyanyian-nyanyian mereka atau kekayaan tradisi tutur mereka.

Filsafat etika suku asli kita dapat ditemuin di dalam pepatah-petitih, peribahasa, pantun, atau kata-kata bijak yang selama ini sering kite denger dari ortu kite, kakek-nenek kite, atau buyut kite yang masih tinggal di kampung halaman kite atau yang masih melestarikannya walaupun mereka dah tinggal di kota-kota besar. Contoh dari pantun-pantun yang berisi ajaran bijak dan mata air kearifan ialah seperti :


Definisi Hermeneutika
Enam Definisi Hermeneutika
Reza Antonius Wattimena

Definisi hermeneutika masihlah terus berkembang. Menurut Richard E. Palmer, definisi hermeneutika setidaknya dapat dibagi menjadi enam. Sejak awal, hermeneutika telah sering didefinisikan sebagai ilmu tentang penafsiran (science of interpretation).[1] Akan tetapi, secara luas, hermeneutika juga sering didefinisikan sebagai, pertama, teori penafsiran Kitab Suci (theory of biblical exegesis). Kedua, hermeneutika sebagai metodologi filologi umum (general philological methodology). Ketiga, hermeneutika sebagai ilmu tentang semua pemahaman bahasa (science of all linguistic understanding). Empat, hermeneutika sebagai landasan metodologis dari ilmu-ilmu kemanusiaan (methodological foundation of Geisteswissenschaften). Lima, hermeneutika sebagai pemahaman eksistensial dan fenomenologi eksistensi (phenomenology of existence dan of existential understanding). Dan enam, hermeneutika sebagai sistem penafsiran (system of interpretation). Hermeneutika sebagai sistem penafsiran dapat diterapkan, baik secara kolektif maupun secara personal, untuk memahami makna yang terkandung dalam mitos-mitos ataupun simbol-simbol. 

Keenam definisi tersebut bukan hanya merupakan urutan fase sejarah, melainkan pendekatan yang sangat penting didalam problem penafsiran suatu teks. Keenam definisi tersebut, masing-masing, mewakili berbagai dimensi yang sering disoroti dalam hermeneutika. Setiap definisi membawa nuansa yang berbeda, namun dapat dipertanggungjawabkan, dari tindakan manusia menafsirkan, terutama penafsiran teks.[2] Tulisan ini mau memberikan kerangka menyeluruh tentang keenam definisi tersebut, yang lebih banyak berfungsi sebagai pengantar pada arti sesungguhnya dari hermeneutika.


DIALEKTIKA

Metode Marx dikenal dengan nama-yang diperkenalkan oleh Engels-"dialektika materialisme"; yang memadukan materialisme dengan dialektika kepada suatu bentuk kesatuan organik (Dutt, 1964) Dialektika secara etimologis, dalam kata Yunani, berarti suatu seni berdiskusi dengan aturan-aturan khusus atau "seni berdebat" atau disebut juga seni penyelidikan kebenaran opini (Mayo, 1960). Metode dialektika dikembangkan dengan serius oleh kalangan Hegelian. Dialektika Hegel sebenernya mengikuti suatu silogisme. Argumen Hegel meyatakan(Mayo, 1960):

1. Ide-ide berkembang melalui proses dialektika

2. Dunia eksternal merupakan perwujudan dunia ide (kesadaran/ "Ide Absolut")

3. maka dunia eksternal berkembang atau berproses secara dialektik


Dialektika Sokrates 

Kali ini kita akan membahas model Dialektika yang diungkapkan masih oleh salah satu filsuf terkenal dari masa Yunani Kuno, yaitu Sokrates dari Athena. Sokrates terkenal memang bukan karena metode Dialektika. Ia menjadi sangat terkenal karena ia memilih minum racun untuk mempertahankan prinsipnya dalam pengadilan kota Athena. Namun, sebenarnya, peristiwa ini terjadi justru sebagai akibat langsung dari metode Dialektika yang ia pakai. Kenapa demikian?

Metode Dialektika Sokrates agak sedikit berbeda dengan pola yang dipakai oleh Zeno. Ini karena Sokrates memang memaksudkan Dialektika justru pada asal katanya, yaitu bercakap-cakap atau berdialog. Ya, Sokrates memang adalah orang yang senang bercakap dengan orang lain yang bertemu dengannya di sepanjang jalan kota Athena. Ia selalu mengajak mereka diskusi untuk sesuatu yang ia anggap penting.

Tapi, tentu saja percakapan model diskusi yang dilakukan oleh Sokrates memang tidak selamanya disambut hangat. Apalagi bila dipandang dari kacamata kaum Sofis. Mereka ini adalah rival Sokrates. Ini karena kaum Sofis adalah sekelompok orang yang justru mengambil keuntungan dari masyarakat melalui kecakapannya berorasi atau berpidato. Nah, seringkali kaum Sofis ini dibuat jengkel oleh Sokrates karena mereka merasa dipermalukan di depan banyak orang dengan metode Dialektika. Lalu, seperti apa yang sebenarnya telah dilakukan oleh Sokrates dengan Dialektika ini?

Berikut adalah ilustrasi yang dibuat untuk memberikan gambaran seperti apa kiranya metode Dialektika yang dipergunakan oleh Sokrates.

Suatu hari, Sokrates bertemu dengan Meno, sahabat lamanya, di kios ikan pasar Athena. Begitu senangnya, sehingga mereka lama berpelukan. Sokrates kemudian mengajak Meno untuk rehat di sebuah emperan rumah dekat pasar sambil sekaligus berteduh.

"Apa yang sedang kau lakukan saat ini, wahai Meno saudaraku?"
"Aku sedang menjajagi untuk membuka kios usaha di Megara, Sokrates. Makanya aku berkunjung ke Athena untuk melihat bagaimana mereka mengelola kiosnya dan barang-barang apa saja yang dapat ku ambil dari sini."

"Oh begitu. Bukankah engkau sudah punya ladang gandum yang begitu luas dari ayahmu? Apa itu tidak cukup untuk memenuhi semua kebutuhanmu?"
"Tidak Sokrates. Itu belum cukup bagiku. Aku ingin lebih dari ayahku. Ingin seperti Kranos, saudagar terkaya di Megara. Dia hidup sangat senang dengan semua kemewahan yang ia punya."


 DUALISME


. Pengertian Pokok.
Dualisme adalah ajaran atau aliran/faham yang memandang alam ini terdiri atas dua macam hakekat yaitu hakekat materi dan hakekat rohani. Kedua macam hakekat itu masing-masing bebas berdiri sendiri, sama azazi dan abadi. Perhubungan antara keduanya itu menciptakan kehidupan dalam alam Contoh yang paling jelas tentang adanya kerja sama kedua hakekat ini adalah terdapat dalam diri manusia.

b. Tokoh-tokohnya.
1. Plato (427 -347 Sb.H)
2. Aristoteles (384 -322 Sb.H)
3. Descartes (1596 -1650)
4. Fechner (1802 -1887)
5. Arnold Gealinex
6 .Leukippos
7. Anaxagoras
8. Hc. Daugall
9. A. Schopenhauer (1788 -1860)

IV. EMPIRISME
a. Pengertian Pokok
Empirisme berasal dari kata Yunani yaitu "empiris" yang berarti pengalaman inderawi. Oleh karena itu empirisme dinisbatkan kepada faham yang memilih pengalaman sebagai sumber utama pengenalanan dan yang dimaksudkan dengannya adalah baik pengalaman lahiriah yang menyangkut dunia maupun pengalaman batiniah yang menyangkut pribadi manusia. Pada dasarnya Empirisme sangat bertentangan dengan Rasionalisme. Rasionalisme mengatakan bahwa pengenalan yang sejati berasal dari ratio, sehingga pengenalan inderawi merupakan suatu bentuk pengenalan yang kabur. sebaliknya Empirisme berpendapat bahwa pengetahuan berasal dari pengalaman sehingga pengenalan inderawi merupakan pengenalan yang paling jelas dan sempurna.



FENOMENALISME, INTUSIONALISME
.
 FENOMENALISME

a. Pengertian Pokok.

Secara harfiah Fenomenalisme adalah aliran atau faham yang menganggap bahwa Fenomenalisme (gejala) adalah sumber pengetahuan dan kebenaran. Seorang Fenomenalisme suka melihat gejala. Dia berbeda dengan seorang ahli ilmu positif yang mengumpulkan data, mencari korelasi dan fungsi, serta membuat hukum-hukum dan teori. Fenomenalisme bergerak di bidang yang pasti. Hal yang menampakkan dirinya dilukiskan tanpa meninggalkan bidang evidensi yang langsung. Fenomenalisme adalah suatu metode pemikiran, "a way of looking at things".

Gejala adalah aktivitas, misalnya gejala gedung putih adalah gejala akomodasi, konvergensi, dan fiksasi dari mata orang yang melihat gedung itu, di tambah aktivitas lain yang perlu supaya gejala itu muncul. Fenomenalisme adalah tambahan pada pendapat Brentano bahwa subjek dan objek menjadi satu secara dialektis. Tidak mungkin ada hal yang melihat. Inti dari Fenomenalisme adalah tesis dari "intensionalisme" yaitu hal yang disebut konstitusi.

Menurut Intensionalisme (Brentano) manusia menampakkan dirinya sebagai hal yang transenden, sintesa dari objek dan subjek. Manusia sebagai entre au monde (mengada pada alam) menjadi satu dengan alam itu. Manusia mengkonstitusi alamnya. Untuk melihat sesuatu hal, saya harus mengkonversikan mata, mengakomodasikan lensa, dan mengfiksasikan hal yang mau dilihat. Anak yang baru lahir belum bisa melakukan sesuatu hal, sehingga benda dibawa ke mulutnya.


Kapitalisme Global

Kapitalisme Global dan Format Gerakan
Saat ini kita hidup dalam era globalisasi yang ditandai dengan semakin kaburnya ‘batas-batas’ antar negara. Hal ini sebenarnya tidak terlepas dari pengaruh semakin menyebarnya kapitalisme multinasional atau yang oleh Lenin disebut dengan imperialisme. Dunia tempat kita hidup semakin terasa sempit, seolah-olah tidak ada lagi tempat untuk kita menyepi, merenung, dan memaknai kembali hidup kita.

Kita semakin disibukkan oleh apa yang disebut dengan rutinitas duniawi, kegiatan dan aktivitas yang terus berulang dari hari ke hari, yang membuat kita seolah dikejar-kejar oleh pemenuhan materi dan melupakan bahwa sebenarnya ada kebutuhan lain dalam diri kita yang mungkin bisa dikatakan lebih fundamental, yaitu kebutuhan akan sebuah spiritualitas individual, kebutuhan akan pemenuhan ruhani.

Kalau kita mencoba mencermati realitas yang ada saat ini, maka kita akan melihat bahwakapitalisme semakin menjerat negara dan bangsa Indonesia. Di bidang politik, kebijakan-kebijakan (policies) pemerintah lebih banyak diatur oleh sekelompok orang yang punya kepentingan ekonomi-politik untuk ‘menguasai’ serta ‘mengendalikan’ negara dan bangsa kita daripada oleh orang-orang yang memiliki keberanian politik untuk melaksanakan kebijakan-kabijakan secara mandiri dan berkedaulatan.

Dalam bidang ekonomi, kita juga tidak bisa melepaskan diri dari jeratan liberalisme ekonomi dengan instrumen-instrumennya seperti IMF, WTO, dan Bank Dunia, di mana ketiganya disetir oleh para penguasa kapital dunia.



Dalam berpikir manusia pasti mengacu pada pengetahuan-pengetahuan sebelumnya. Berpikir berarti proses bergeraknya suatu pengetahuan menuju pengetahuan lain. Sehingga dapat dipastikan bahwa semua pengetahuan memiliki dasar. Jika yang menjadi dasar dari suatu pengetahuan tidak dapat diterima kebenarannya maka semua pengetahuan yang berpijak pada hal tersebut juga tidak dapat diterima kebenarannya.
Penelaahan atau pengkajian terhadap apa-apa yang menjadi dasar dari pikiran manusia disebut dengan filsafat. Dari pengertian tersebut maka filsafat mempunyai karakteristik berpikir secara mendasar tentang segala sesuatu sampai kepada akar permasalahannya sehingga diketahui hakikat dari segala sesuatu yang dikaji. Karena filsafat membahas hal yang mendasar filsafat sering disebut sebagai The Mother of science (ibunya ilmu)
Ilmu adalah sekumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis tentang suatu objek tertentu. Sedangkan pengetahuan adalah tercerminnya suatu realitas dalam benak atau pikiran manusia. Dengan denikian kita dapat mengartikan bahwa Ilmu Ekonomi adalah kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis tentang upaya manusia memenuhi kebutuhannya dengan sumber daya yang ada.
Filsafat Ilmu dengan demikian dapat kita artikan sebagai penelaahan atau pengkajian secara mendalam terhadap dasar-dasar suatu ilmu. Hal ini sangat penting, sebagaimana dikatakan di atas jika yang menjadi dasar suatu ilmu tidak dapat dibenarkan maka apapun yang ada diatasnya (yang merujuk) kepadanya juga tidak dapat dibenarkan. Ibaratnya adalah suatu bangunan yang berdiri diatas pondasi yang lemah maka bangunan itu akan runtuh.
Dalam pembahasan filsafat ilmu ada tiga segi yang dibahas yaitu ; Ontologi (Apa yang menjadi obyek suatu imu), Epistemologi (cara mendapatkan ilmu), dan Aksiologi (Untuk apa ilmu tersebut?).
Ontologi
Ontologi membahas tentang apa yang diketahui oleh manusia. Karean tak mungkin yang tiada memberikan efek pada pikiran manusia, maka pasti yang tercermin dalam pikiran manusia adalah suatu realitas. Realitas (kenyataan) adalah segala sesuatu yang ada. Untuk memudahkan pemahaman manusia, kenyataan diidentifikasi menjadi dua hal yaitu kenyataan yang bisa diukur oleh manusia dan yang tidak bisa diukur oleh manusia. Yang bisa diukur secara kuantitatif oleh manusia disebut sebagai kenyataan materi, sedangkan kenyataan yang tidak bisa diukur secara kuantitatif manusia disebut sebagai kenyataan non-materi.. Dengan kata lain materi adalah kenyataan yang bisa diindera dan non materi adalah sebaliknya.
Realitas materi mempunyai banyak ciri-ciri yaitu;
1. Terbatas ruang dan waktu
2. Dapat dibagi
3. Tersusun oleh sesuatu yang lain
4. Memiliki ukuran kuantitatif / dapat diukur secara kuantitatif
Contoh dari realitas materi adalah kursi, mobil, pesawat, darah, atom dan lain sebagainya.
Realitas non-materi mempunyai ciri kebalikan dari materi. Contoh dari realitas non-materi adalah akal, jiwa, pikiran dll.
Pentingnya pembahasan ontologis berkaitan dengan pembuktian kebenaran pikiran dari isi yang dikandung oleh pikiran. Apakah sebuah pengetahuan sesuai dengan realitas atau tidak. Jika tidak maka pengetahuan tersebut bernilai salah.
Selain itu ontologi juga digunakan untuk menetapkan batas-batas dari obyek pengetahuan atau ilmu yang sedang dibahas. Jika obyeknya adalah materi maka batasannya juga harus materi. Jika obyeknya non materi maka batasannya juga non-materi.
Dengan mengetahui hakikat dari apa yang kita bahas maka kita dapat menghukumi bahasan kita dengan hakikat yang kita ketahui. Jika kita membahas tentang kursi misalnya, maka kita dapat menghukumi kursi dengan hakikat-hakikat kursi itu, misalnya bahwa kursi mempunyai berat, luas, dapat dibagi dan lain sebagainya.
Epistemologi
Epistemologi membahas tentang bagaimana seorang manusia mendapatkan pengetahuan. Pentingnya pembahsan ini berkaitan dengan apakah suatu ilmu apakah ia dididapat dengan cara yang bisa didapatkan orang lain atau tidak. Jika tidak dapat diketahui orang lain maka pengetahuannya tidak dapat dipelajari oleh orang lain.
Secara garis besar, dalam epistemologi cara mendapatkan pengetahuan ada dua yaitu secara ilmiah dan secara tidak ilmiah. Pengetahuan secara ilmiah bukan berarti lebih benar dari pengetahuan secara tidak ilmiah. Pembagian ini hanya didasarkan pada dapat atau tidaknya semua orang memperoleh pengetahuan tersebut.
Pengetahuan secara ilmiah didapat melalui dua hal yaitu secara rasional dan secara empiris. Pengetahuan secara rasional berkaitan dengan cara mendapatkan pengetahuan berdasarkan kaidah-kaidah berpikir. Sedangkan pengetahuan secara empiris berkaitan dengan apakah suatu pengetahuan sesuai dengan kenyataan empirik. Semua manusia dapat melakukan kedua hal tersebut karena semua manusia memiliki potensi akal sekaligus potensi inderawi. Potensi akal manusia mutlak sama. Sedangkan potensi inderawi manusia tidak mutlak sama tetapi mempunyai kemiripan yang erat.
Pengetahuan yang didapatkan secara tidak ilmiah bisa terjadi dengan berbagai cara seperti melalui wahyu, intuisi, perasaan dan informasi dari orang yang dipercaya. Pengetahuan yang didapatkan dengan cara ini tidak dapat dipelajari oleh semua orang. Ia membutuhkan kebenaran ilmiah untuk meyakinkan orang-orang yang tidak mengalami hal yang sama dengan orang yang mempercayainya.
Aksiologi
Aksiologi membahas tentang nilai suatu pengetahuan. Nilai dari sesuatu tergantung pada tujuannya. Maka pembahasan tentang nilai pengetahuan tidak dapat dipisahkan dari tujuannya. Masing-masing manusia memang mempunyai tujuan sendiri. Namun pasti ada kesamaan tujuan secara obyektif bagi semua manusia. Begitu juga dengan pengetahuan. Semua pengetahuan memiliki tujuan objektif.
Tujuan dari pengetahuan adalah untuk mendapatkan kebenaran. Maka nilai dari pengetahuan atau ilmu adalah untuk mendapatkan kebenaran. Hal ini terlepas dari kebenaran yang didapatkan untuk tujuan apa. Apakah untuk memperbaiki atau untuk merusak diri.
Dalam penilaian sebuah kebenaran ada dua pandangan yang berbeda. Pertama adalah pandangan bahwa kebenaran bersifat mutlak. Pandangan ini disebut sebagai absolutisme. Pandangan kedua menyatakan bahwa kebenaran bersifat relatif (Relativisme).
Pembahasan tentang aksiologi begitu penting karena jika pengetahuan yang didapatkan manusia tidak dapat dipastikan atau dimutlakkan kebenarannya, maka bagaimana mungkin manusia dapat menyusun sebuah ilmu?. Bagaimana pula manusia akan menentukan pilihan jika antara satu pilihan dengan pilihan lain bernilai sama, yaitu relatif?
Pengertian relatif adalah jika sesuatu memiliki nilai yang berubah-ubah jika dibandingkan dengan sesuatu yang berbeda-beda. Misalnya 5 meter akan relatif panjang jika dibandingkan dengan 1 meter dan juga relatif pendek jika dibandingkan dengan 10 meter. Ketika manusia berpikir, maka pembanding dari pikiran tidak berubah-ubah yaitu kenyataan itu sendiri. Sehingga suatu pengetahuan hanya akan dihukumi dengan nilai benar atau salah. Jika suatu pengetahuan sesuai dengan realitasnya maka pengetahuan tersebut benar, begitu juga sebaliknya. Pembandingan kebenaran suatu pengetahuan dengan pengetahuan lain yang berbeda-beda akan bernilai relatif.
Minda ‘KALUT’ ini bersandar kepada monolit2/ avatar2/ simbol2/ gambar2/ bentuk2/ ukiran2/ berhala2 yang terakam pada minda, tanpa sedar bahawa monolit/berhala2….ini tidak pernah ‘ujud/ada’ pada minda. Keseluruhan ‘ADA’ hanyalah zuqi zatiah/zat perasaan minda semata2. Sekiranya otak/minda ini dikerat rentas, maka sesungguhnya tidak akan ada gambaran keseluruhan bumi dan langit serta isi2nya didalam minda, kecuali yang kelihatan hanyalah ‘urat, darah, tube2, air, daging2… itu pun sekiranya minda itu masih bolih berfungsi. Sekiranya tidak berfungsi nescaya yang ujud ialah ‘ZERO SENSATION’
(إن لله سبعين حجابا من نور وظلمة وإنه لو كشفها لأحرقت سبحان وجهه كل من أدركه بصره).
Sesungguhnya bagi KeTuhanan itu hijab2/tabir2 dari cahaya2 dan kegelapan (jisim2 kasyif/legap). Dan sekiranya dibukakan/di ilmukan, sesungguhnya akan terbakar/hancur dengan keSucian/keAgongan wajahNya bagi setiap yang dapat disaksikan olih matanya.

Insan Kamil atau sempurna ‘PiNTARnya’ dapat memahami penomena ini dengan jelas sekali. Bahkan ia mampu melihat dengan yaqin/ lantas/ kasyaf/ keterbukaan yang jelas, tidak ada satu zarah pun ‘ujud’, dari jisim2, diluar batas mindanya, dan tidak juga ‘ADA’ didalam mindanya. Ia diumpamakan seperti tidor nyenyak tanpa mimpi.

’Insan yang nyenyak tidornya, ‘tanpa mimpi’, apakah ada pada khayalan sesuatu? Apakah ada hutang, pemutangnya? Apakah ada anak, isteri, ibu bapa, harta, ugama, dunia ,akhirat, tubuh…nya. Kecuali kekosongan semata2., yang mana kekosongan ini tidak dapat diungkapkan sekali2 dengan huruf dan suara, kerana ‘kekosongan yang total’

Konsep tauhid ini memusat hanya kepada ujud Zat Illahiyat semata2 dan ‘insan sempurna’ telah ‘membuang keseluruhan sifat2 mazmumahnya dan juga dirinya, yang mana tidak dapat dilakukan olih pengamal2 syariat/ thariqat/ haqiqat/ ma’rifat walau pun mereka menghabiskan keseluruhan saat hidup mereka bagi menghakis sifat2 mazmumah ini.

by tok batin senoi

Dan sayugialah diperhatikan dengan 'minda yang hening', bahawa kemungkinan 'fatwa2 pemesongan' ini telah dipasarkan sekian lama olih para2 sarjana2 ’gulungan kertas ijazah’, yang mengiakan tesis2/hypothesis ilmuan, tanpa peka bahawa universiti2 adalah tempat penyembelihan yang terancang bagi minda2.

“Walaupun disiplin-disiplin ini telah mencapai status autonomi di universiti-universiti hanya pada abad lepas, tetapi tekanan yang membawa kepada kemunculan dan kejayaannya telah pun bermula sejak dua abad sebelum itu.”
Pendedahan Dr. Ismail:
  • Dr. Ismail juga menyatakan bahawa semua pemikiran-pemikiran pelajar Islam di universiti-universiti di negara Islam sekarang sedang mengalami proses pembaratan ilmu walaupun ilmu yang dipelajari itu sebenarnya berasal dari sarjana Islam.
  • Pelajar-pelajar muslim diasak dengan maklumat-maklumat buku rujukan yang diimport dari barat. Buku-buku itu tidak lain hanya menonjolkan kelebihan penulis barat berbanding sumbangan sarjana Islam.
  • Buku-buku rujukan cetakan univerisiti Barat secara berstrategi tidak meletakkan langsung sejarah tokoh-tokoh Islam yang menjadi pengasas ilmu tersebut. Misalnya bidang Psikologi, pengasasnya ialah Abu Nasr al-Farabiyang menulis buku bertajuk Opinion of Citizens of Uthopia pada 950 M. Tetapi masyarakat tidak mengiktirafnya, mereka meletakkan tokoh Yahudi mereka sebagai pengasas iaitu Sigmund Freud yang hanya memperkenalkan teori Psikonalasis pada 1890-an.
  • Pensyarah-pensyarah muslim berpendidikan barat adalah agen penyebab kepada proses pembaratan ilmu-ilmu sains sosial di negara-negara Islam. Mereka ini tanpa usul periksa terhadap apa yang dipelajari akan mempromosi semua idea-idea profesor-profesor mereka yang mereka jumpa di barat.
diantara Program Kesembilan freemasoon
Program kesembilan dinamakan Plotisme yaitu:

* Mendidk alim ulama dalam Plotis yang pahamnya terapung ambang.
* Alim ulama plotis itu disebarkansebagai tenaga pengajar di sekolah-sekolah dan lembaga-lembaga Islam.
* Alim ulama Plotis harus diangkat menjadi anggota kehormatan Freemasoonry.










Tiada ulasan:

Catat Ulasan