Jumaat, 25 Oktober 2013

Khusyu

MeNciNtai bUkAn kErNa TeRpAksA, bErAmAL BuKaN kErNa uPaH dAn GaNjArAn.. SeBeNaR-bEnAr CiNtA aGuNg,                   kEiKhLaSaN tIdAk mEnDoRoNg HaTi uNtUk dEbU-DeBu DuNiA.  
Image result for BISMILLAH




KITA sering memerintahkan orang untuk khusyuk, tetapi apa sesungguhnya khusyuk itu? Pengertian khusyuk se­lama ini terlalu berat bagi orang awam. Seolah-olah kita diperkenalkan khusyuk selama ini ialah fokus penuh, 100 % mengingat Al­lah Swt. Jika ini dimaksud khusyuk maka terlalu sulit untuk kita sebagai orang awam mencapainya. Jika shalat diteri­ma setelah mencapai khusyuk seperti itu, maka shalat itu tidak manusiawi. Apa yang dimaksud khusyuk sebenarnya?

Suatu ketika Nabi memimpin shalat, tiba-ti­ba cucunya, Hasan dan Husain keluar dari ka­marnya dan masuk ke mihrab menaiki punggung Nabi yang sedang sujud ketika memimpin sha­lat. Nabi menunggu cucunya turun baru bangkit kembali. Seusai shalat, salah seorang jamaah bertanya, mengapa sujudnya Nabi tadi panjang sekali tidak seperti biasanya? Nabi menjelaskan kalau cucunya sedang naik di punggungnya ke­tika ia sujud. Ia menunggu sampai turun baru bangkit, khawatir jangan sampai nanti jatuh. Dalam kesempatan lain Nabi penah memimpin shalat cepat sekali lantaran ada anak kecil me­nangis di belakang yang ibunya sedang sha­lat. Pertanyaannya di sini, apakah Nabi dengan shalat seperti tadi bisa disebut khusyuk?

Sesungguhnya yang dimaksud khusyuk ialah ketenangan dan kepasrahan terhadap Tuhan di dalam melaksanakan ibadah, khususnya dalam shalat. Soal di dalam shalat terlintas pikiran lain maka itu manusiawi. Yang penting jangan sam­pai rukun dan syarat sah shalat terganggu kar­ena terlalu jauh terlena dan menghayal, terlebih jika ketiduran di dalam shalat. Khusyu' secara harfiah berarti rendah, takluk, dan merendah­kan diri kepada Tuhan. Khusyuk dalam penge­rian popular dapat diartikan dengan sikap se­orang hamba yang sangat tenang dan fokus hanya kepada Allah Swt.

Di dalam Al-Qur'an dijelaskan: "Sungguh beruntunglah orang-orang beriman, yang khusyuk di dalam melaksanakan shalat". Dalam ayat lain dikatakan: "Ketahuilah bahwa dengan mengin­gat Allah jiwa menjadi tenang". Kedua ayat ini menggambarkan bahwa khusyuk adalah ses­uatu yang sangat ideal di dalam shalat, namun kekhusyukan secara sempurna tidak boleh menjadi alasan untuk meninggalkan shalat.

Sulit dibayangkan adanya shalat yang dari awal sampai akhir betul-betul tidak ada ingatan lain se­lain Allah Swt. Sayyidina Ali ra, pernah menunjuk­kan suatu pengalaman tersendiri bagi kita para umatnya. Suatu ketika ia pernah terkena anak panah di kakinya. Patahan panah itu inpeksi, ber­nanah dan bengkak. Tabibnya merekomendasi­kan agar patahan anak panah itu segera dicabut jika tidak ingin diamputasi. Sayyidina Ali berpe­san: "Jika engkau akan mencabutnya cabutlah ketika aku shalat dan sukses tanpa sedikitpun Ali bergerak". Seusai shalat, Ali bertanya: "Mengapa kalian tidak mencabut patahan anak panah itu?" Sesudah dicabut maka patahan anak panah itu keluar dengan berlumuran darah dan nanah.

Kekuatan khusyuk terletak di dalam hati. Hati yang aktif untuk menjalin komunikasi dengan un­sur dalam hati kita maka diharapkan mendatang­kan keajaiban dalam berbagai bentuk, sesuai tingkat kedalaman dan penghayatan kita. Khusyu' adalah pengalaman pribadi. Oleh karena itu, kita perlu belajar, kalau perlu mencatat, pengalaman-pengalaman batin apa yang dilakukan pada saat kekhusyukan itu terjadi.


Perbezaan Antara khusyuk iman dan kusyuk nifak

Ketahuilah, bahawa perbezaan Antara khusyuk iman dengan khusyuk nifak. Bahwa khusyuk iman itu ialah khusyuk hati kepada Allah s.w.t. dgn membesarkan dan menggagungkan Nya, memuliakan Nya, menakutNya, serta malu terhadapNya, maka hati itu akan pecah pilu suatu pecahan yang diiringi oleh perasan hormat dan segan, cinta dan malu, mengingati segala nikmat-nikmat Allah yang diterimanya dengan dosa dan maksiat yg dilakukannya. Ketika itu tidak boleh tidak sang hati kan merasa khusyuk, yang kemudian diikuti pula oleh khusyuk semua pancaindera
Adapun khusyuk nifak, maka dia kan muncul pada segala pancaindera secara pura-pura dan dengan dibuat-buat, padahal hati tiada sebenrnya khusyuk. Pernah setengah para sahabat berkata: Aku berlindung diri kepada  Allah daripada khusyuk nifak! Lalu ada yang bertanya :Apa dia khuyuk nifak itu? Jawabnya: ketika anda melihat jasadnya khusyuk sedang hatinya tidak khusyuk. 
Orang yg khusyuk kepada Allah ialah orang yg telah dapat membendung gelojak syahwatnya serta memadamkan asapnya dari dalam hati, lalu itu pun menjadi cerah dan lapang, maka bersinarlah padanya cahaya kebesaran Allah, dan matilah syahwat nafsunya kerana takut dan hormat yang telah memenuhi dada itu, manakala semua pancainderanya tunduk rendah dan hatinya bertenang tenteram kepada Allah s.w.t sedang lidahnya terus menyebut-nyebut Allah dengan penuh rendah diri dan ketenangan yang diletakkan Allah setenang-tenangnya, laksana ketenangan bumi yg diserapi oleh air
Demikian pula lagaknya hati yang tenang itu, dia kan menjadi khusyuk dan tenteram, laksana sebuah lubang tanah yg dipenuhi oleh air, lalu bertakung didalamnya.
Tandanya pula, orang itu akan sujud di hadapan Tuhannya dengan penuh perasaan bertujuan untuk membesarkaNya sedang dirinya dalam keadaan hina-dina, tidak diangkat kepalanya sujud itu, melainkan setelah dirasakan dirinya telah bertemu dengan Tuhannya
Manakala hati yang bongkak dan sombong pula, maka dia telah merasa tinggi dgn takabburnya itu, laksana sepotong tanah yang tinggi, apabila dilalui air, tidak pernah air itu menetap padanya. Itulah umpamanya khusyuk iman itu.
Adapun khusyuk nifak, maka dia itu adalah gerak-geri yang di buat-buat dan yang di paksakan keatas anggota-anggota dengan pura-pura atau untuk ditunjuk-tunjuk, padahal jiwa batinnya segar bugar aktif di dalam syahwat hawa nafsu dan keinginan-keinginan diri. Dia kelihatan khusyuk pada zahirnya saja, padahal ular lembahnya dan singa hutannya bersiap sedia di sisinya, sedang menunggu mangsa nya


Orang yang mengatakan apakah cukup hanya dengan solat dapat selesaikan hajat kita? Maka orang yang berkata demikian, solatnya tak akan naik kepada Allah SWT (Maulana Saad )
Haji Sahb katakan : Syetyan kata memang Rezeki dari Allah tetapi kerja untuk mendapatkannya juga penting agar manusia yakin dengan asbab dhohir dan tinggalkan amal .
CARA ISTIFADAH DENGAN SOLAT
(Maulana Yusuf rah a.)
1.Yakin
2.Tawajjuh
3.Mengetahui ilmu masail
4.Ikhlas.
Cara Tumbuhkan yakin dengan Solat :
1. Datang kepada Manusia dan beritahu mereka agar hilangkan keyakinan kepada Makhluk dan hilangkan Usaha atas makhluk
2. Kerjakan Solat sebagaimana yang dibuat oleh Rasulullah SAW.yakni dengan memperbanyak solat sunnat.Karena Allah semakin dengan dengan hamba yang mengerjakan amalan sunnat. (Syech Abdul Wahab)
KEPENTINGAN SOLAT UNTUK IJTIMA’I UMMAT
· Jika 50-1000 %orang Islam kerjakan sholat (asal sholat saja)maka Allah SWT akan jatuhkan keadaan Dunia orang kafir,(Maulana Yusuf rah a.)
· Bani Israil didholimi oleh Fir’aun ,minta kepada Musa as agar membebaskannya dengan mendirikan negara sendiri.
Tetapi Allah SWT perintah mereka untuk kerjakan solat dengan firmannya:
Dan Kami perintahkan kepada Musa as, dan saudaranya Harun as Ambillah oleh kamu berdua beberapa rumah di Mesir untuk tempat tinggal bagi kaummu dan jadikanlah olehmu rumah rumahmu itu Masjid,dan dirikanlah solat didalamnya dan berilah kabar gembira bagi orang orang yang beriman,(Surat Yunus 87)
Setelah 40 tahun Bani Israil seluruhnya mengerjakan solat,setiap ada masalah mereka mendirikan solat,dan tak lari kepada Mahkamah Fir’aun karena Mahkamah Fir’aun tak dapat selesaikan masalah mereka , barulah Allah SWT memberi kabar gembira menangkan mereka atas Fir’aun.
KEPENTINGAN SOLAT UNTUK INFIRODHI
· Jika solat ada sifat yakin ,ikhlas,Ilmu,dan dzikir,maka solat telah memasuki tahap pertama hakikat yaitu akan mencegah perbuatan keji dan mungkar.
· Jika solat mencapai solatnya Rasulullah dan para sahabat barulah hakikat solat akan mampu menarik pertolongan Allah SWT. (Maulana Iksan)
Solat adalah asbabaul kabir sedangkan usaha dunia adalah asbabu shoghir dan asbab yang singkat. Perbaikan atas sholat adalah lebih penting daripada perbaikan atas perkara keduniaan.(H.Sahb)
Maulana Jamil : Solat adalah asbab mendatangkan Rezeki dengan dasar Firman:
Dan Perintahkanlah keluargamu/ ummatmu untuk solat dan bersabarlah atasnya.Kami tak meminta rezeki dari kamu tetapi Kamilah yang member Rizki kepadamu dan akibat yang baik bagi orang yang bertakwa.( Toha 132)
Kisah : 200 tahun lalu ada seorang Raja Islam di India mengerjakan solat Jum’at sedangkan ia memakai kain sutera, seorang khotib berkhutbah bahwa: “Memakai sutera adalah haram dan barang siapa yang tidak membenarkannya maka dia Kafir.”
Raja marah sesampainya di Istana Raja berencana kirim pengawal untuk tangkap Ulama tadi. Putera mahkota adalah murid dari ulama yang menjadi khotib merasa ketakutan karena gurunya akan dihukum ayahnya. Maka dia berlari ke Rumah syech dan ceritakan bahwa ayahnya akan menangkapnya.
Syech tadi katakan : Jangan kwatir saya akan mengadu kepada Allah dan berdoa agar Allah tangkap ayah kamu,dia berwudhu dan dirikan sholat.
Kini putera mahkota takut ayahnya kan ditangkap Allah mak dia berlari ke Istana untuk ceritakan hal ini, Raja gemetar mendengar karghozari anaknya dan bertaubat meminta maaf kepada Syech.



عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضًا قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ, لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ, حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم, فأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ, وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ, وَ قَالَ : يَا مُحَمَّدُ أَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِسْلاَمِ, فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم : اَلإِسْلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَإِ لَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ, وَتُقِيْمُ الصَّلاَةَ, وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ, وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ, وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً. قَالَ : صَدَقْتُ. فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْئَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِيْمَانِ, قَالَ : أَنْ بِاللهِ, وَمَلاَئِكَتِهِ, وَكُتُبِهِ, وَرُسُلِهِ, وَالْيَوْمِ الآخِرِ, وَ تُؤْمِنَ بِالْقَدْرِ خَيْرِهِ وَ شَرِّهِ. قَالَ : صَدَقْتَ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِحْسَانِ, قَالَ : أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ السَّاعَةِ قَالَ : مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنْ أَمَارَاتِهَا, قَالَ : أَنْ تَلِدَ الأَمَةُ رَبَّتَهَا, وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِيْ الْبُنْيَانِ, ثم اَنْطَلَقَ, فَلَبِثْتُ مَلِيًّا, ثُمَّ قَالَ : يَا عُمَرُ, أَتَدْرِيْ مَنِ السَّائِل؟ قُلْتُ : اللهُ وَ رَسُوْلُهُ أَعْلَمُ. قَالَ : فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ

Umar bin Khaththab Radhiyallahu anhu berkata :
Suatu ketika, kami (para sahabat) duduk di dekat Rasululah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tiba-tiba muncul kepada kami seorang lelaki mengenakan pakaian yang sangat putih dan rambutnya amat hitam. Tak terlihat padanya tanda-tanda bekas perjalanan, dan tak ada seorang pun di antara kami yang mengenalnya. Ia segera duduk di hadapan Nabi, lalu lututnya disandarkan kepada lutut Nabi dan meletakkan kedua tangannya di atas kedua paha Nabi, kemudian ia berkata : “Hai, Muhammad! Beritahukan kepadaku tentang Islam.”
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,”Islam adalah, engkau bersaksi tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah, dan sesungguhnya Muhammad adalah Rasul Allah; menegakkan shalat; menunaikan zakat; berpuasa di bulan Ramadhan, dan engkau menunaikan haji ke Baitullah, jika engkau telah mampu melakukannya,” lelaki itu berkata,”Engkau benar,” maka kami heran, ia yang bertanya ia pula yang membenarkannya.
Kemudian ia bertanya lagi: “Beritahukan kepadaku tentang Iman”.
Nabi menjawab,”Iman adalah, engkau beriman kepada Allah; malaikatNya; kitab-kitabNya; para RasulNya; hari Akhir, dan beriman kepada takdir Allah yang baik dan yang buruk,” ia berkata, “Engkau benar.”
Dia bertanya lagi: “Beritahukan kepadaku tentang ihsan”.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,”Hendaklah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatNya. Kalaupun engkau tidak melihatNya, sesungguhnya Dia melihatmu.”
Lelaki itu berkata lagi : “Beritahukan kepadaku kapan terjadi Kiamat?”
Nabi menjawab,”Yang ditanya tidaklah lebih tahu daripada yang bertanya.”

Dia pun bertanya lagi : “Beritahukan kepadaku tentang tanda-tandanya!”
Nabi menjawab,”Jika seorang budak wanita telah melahirkan tuannya; jika engkau melihat orang yang bertelanjang kaki, tanpa memakai baju (miskin papa) serta pengembala kambing telah saling berlomba dalam mendirikan bangunan megah yang menjulang tinggi.”
Kemudian lelaki tersebut segera pergi. Aku pun terdiam, sehingga Nabi bertanya kepadaku : “Wahai, Umar! Tahukah engkau, siapa yang bertanya tadi?”

Aku menjawab,”Allah dan RasulNya lebih mengetahui,” Beliau bersabda,”Dia adalah Jibril yang mengajarkan kalian tentang agama kalian.” [HR Muslim, no. 8]

Khamis, 24 Oktober 2013

MUHAMMADURRASULULLAH

Image result for muhammad rasulullahMaka carilah makna dari segala sesuatu dalam dirimu sendiri. Kamu akan memperoleh dalam inti dirimu kebenaran kenabiannya dan risalah ilahiah yang dia bawa. Kamu juga akan mendapatkan, dalam kesangat wujudan dirimu, eksistensi hukum ilahiah yang dia tetapkan. Kamu akan menemukan kesamaan dalam sifat alamiah dirimu atas apa yang dia lakukan dan katakan.


Image result for BISMILLAH

SURAH AAL-IMRAN (AYAT 164)


Sesungguhnya Allah telah mengurniakan (rahmatNya) kepada orang-orang yang beriman, setelah Dia mengutuskan dalam kalangan mereka seorang Rasul dari bangsa mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah (kandungan Al-Quran yang membuktikan keesaan Allah dan kekuasaanNya) dan membersihkan mereka (dari iktiqad yang sesat), serta mengajar mereka kitab Allah (Al-Quran) dan Hikmah (pengetahuan yang mendalam mengenai hukum-hukum Syariat) dan sesungguhnya mereka sebelum (kedatangan Nabi Muhammad) itu adalah dalam kesesatan yang nyata.

SURAH AT-TAWBA (AYAT 128 DAN 129)

Sesungguhnya telah datang kepada kamu seorang Rasul dari golongan kamu sendiri (iaitu Nabi Muhammad s.a.w) yang menjadi sangat berat kepadanya sebarang kesusahan yang ditanggung oleh kamu, yang sangat tamak (inginkan) kebaikan bagi kamu dan dia pula menumpahkan perasaan belas serta kasih sayangnya kepada orang-orang yang beriman. Kemudian jika mereka berpaling ingkar, maka katakanlah (wahai Muhammad): Cukuplah bagiku Allah (yang menolong dan memeliharaku), tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia; kepadaNya aku berserah diri dan Dialah yang mempunyai Arasy yang besar. 

SURAH AL-MAIDAH (AYAT 15)

Wahai Ahli Kitab! Sesungguhnya telah datang kepada kamu Rasul Kami (Muhammad s.a.w) dengan menerangkan kepada kamu banyak dari (keterangan-keterangan dan hukum-hukum) yang telah kamu sembunyikan dari Kitab Suci dan Dia memaafkan kamu (dengan tidak mendedahkan) banyak perkara (yang kamu sembunyikan). Sesungguhnya telah datang kepada kamu cahaya kebenaran (Nabi Muhammad) dari Allah dan sebuah Kitab (Al-Quran) yang jelas nyata keterangannya. 

SURAH AL-AHZAB (AYAT 45 DAN 46)
Wahai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu sebagai saksi (terhadap umatmu) dan pembawa berita gembira (kepada orang-orang yang beriman) serta pemberi amaran (kepada orang-orang yang ingkar). Dan juga sebagai penyeru (umat manusia seluruhnya) kepada agama Allah dengan taufiq yang diberiNya dan sebagai lampu yang menerangi.
Image result for muhammad rasulullahAdalah Rasulullah SAW merupakan seorang yang banyak merendahkan diri dan berdoa ke hadrat Allah SWT agar menganugerahkan baginda dengan kebaikan adab dan kemuliaan budi pekerti/akhlak. Antara doa baginda yang bermaksud :-

'Ya Allah Ya Tuhanku, perbaikkanlah kejadianku dan akhlakku'
Maka Allah SWT menganugerahkan baginda Al–Qur’anul Karim yang mengandungi pengajaran mengenai adab dan kesopanan. Aisyah RA pernah menyamakan akhlak Rasulullah SAW dengan Al-Qur’an (Riwayat Muslim – Saad Hisham)

Mafhum Firman Allah SWT:-

'Dan Engkau (Wahai Muhammad) sesungguhnya mempunyai akhlak yang tinggi' (Surah Al-Qalam : 4)

Rasulullah SAW adalah manusia yang:


    * paling penyabar, paling berani, paling adil dan paling menjaga diri.
    * Tiada sekali-kali tangan baginda menyentuh tangan wanita yang tidak dimilikinya selaku sahaya atau ikatan perkahwinan atau wanita itu muhrimnya.
    * Mengasihi umat dan menyayangi ahli bait dan sahabatnya.
    * Adalah baginda manusia yang pemurah hati, suka bersedekah apa yang ada pada dirinya.
    * Menampal sandalnya, kainnya dan mengurus kepentingan keluarganya.
    * Sangat pemalu – tidak tetap pandangannya pada muka seseorang
    * Suka memperkenankan undangan sahaya dan orang merdeka
    * Menerima hadiah walaupun seteguk air/sepaha arnab dan membalas hadiah berkenaan.
    * Tidak memakan harta sedekah
    * Tidak sombong
    * Memarahi dan melaksanakan kewajipannya atas dasar kebenaran
    * Tidak pernah meminta pertolongan orang musyrik
    * Suka berpuasa – mengikat batu pada perutnya apabila lapar – jika makan tidak pernah kenyang
    * Paling beradab dalam makan – Antaranya - makan tanpa bersandar dan tanpa meja – sapu tangannya adalah kedua telapak kakinya.
    * Lebih mengutamakan orang lain daripada diri baginda sendiri.
    * Tawadduk dan tenang
    * Tidak terganggu dengan urusan dunia
    * Menyukai jubah bulu/syamlah
    * Bercincin perak di jari manis kanan dan kiri
    * Mengunjungi orang sakit
    * Berkenderaan kaldai dan unta
    * Menyukai bau-bauan
    * Duduk dan makan bersama orang-orang miskin
    * Berbuat baik dengan kaum bangsawan
    * Memuliakan orang-orang berakhlak
    * Bergurau/tersenyum dan tidak mengatakan kecuali yang benar.
    * Tidak takut kepada raja kerana kerajaannya
    * Ummi dan hafiz/paling fasih/merdu bacaan Al-Qur’an/Lughah Arab
    * Tidak pernah mencaci, memaki hamun, mengutuk, memfitnah, mengumpat, menganiaya, hasad dengki, tamak haloba dll.
    * Tidak memukul kecuali di atas jalan Allah SWT, Tidak berdendam, Tidak memutuskan silaturrahim
    * Paling kuat ibadatnya, paling berilmu/arif, paling banyak taubat dan syukurnya dll.
    * Memuliakan tetamu dan jiran tetangga
    * Berkinayah/berdiam diri dengan tampak tanda tidak menggemari perkara yang tidak disukainya (makruh contohnya)
    * Pembela wanita
    * Suka menasihati
    * Dan banyak lagi. 

Maksud Sabda Rasulullah SAW :

   1. 'Demi Allah yang nyawaku dalam kekuatanNya! Tiada masuk syurga kecuali orang yang berakhlak mulia/baik'
   2. ‘Bahawa Allah mengelilingkan Agama Islam dengan akhlak/budi pekerti yang mulia dan amal perbuatan yang baik’ 

Mafhum Firman Allah SWT :


   1. 'Sesungguhnya Allah memerintahkan supaya dijalankan keadilan dan berbuat kebaikan' (Surah An-Nahl :90)

   2. 'Maka dengan rahmat Allah, engkau (Muhammad) berlemah-lembut dengan mereka dan sekiranya engkau berkasar dan bengis/pemarah, tentulah mereka akan melarikan diri dari kelilingmu'



Maksud Sabda Rasulullah SAW:


'Aku mewasiatkan engkau supaya bertaqwa kepada Allah, bercakap benar, menepati janji, menunaikan amanah, meninggalkan perbuatan khianat, menjaga jiran tetangga, mengasihani anak yatim, lemah lembut perkataan, memberi salam, bagu amal perbuatan, pendek angan-angan, harus kuat keimanan, memahami Al-Qur’an, mencintai akhirat, merasa gusar mengenai hisab amalan dan merendahkan diri. Dan aku melarang engkau, memaki hakim atau mendustakan orang yang benar atau mentaati orang yang berdosa atau mendurhakai imam yang adil atau merosakkan muka bumi. Dan aku mewasiatkan engkau agar bertaqwa kepada Allah pada setiap batu, kayu dan tanah. Dan engkau datangkan taubat bagi setiap dosa. Taubat rahsia dengan rahsia dan yang terang dengan terang.'

Ali RA berkata :

'Alangkah hairannya orang Muslim! Datang kepadanya saudaranya Muslim yang memerlukan. Lalu ia melihat dirinya tidak berhak membuat kebajikan kepada saudaranya itu. Sekiranya ia tidak mengharapkan pahala dan tidak takut kepada siksaan, sesungguhnya, sepatutlah ia bersegera kepada akhlak yang mulia kerana akhlak yang mulia itu adalah di antara penunjuk kepada jalan bebas/pelepasan (dari dosa umpamanya)'

Antara doa baginda yang masyhur (mengenai peradaban/akhlak mulia) :

"Ya Allah Ya Tuhanku, Perlihatkanlah kepadaku kebenaran itu kebenaran, lalu aku mengikutinya. Perlihatkanlah kepadaku kemungkaran dan anugerahilah aku menjauhkan diri daripadanya. Lindungilah aku daripada apa-apa yang meragukan lalu aku mengikuti hawa nafsuku, tanpa petunjuk dari Engkau. Jadikanlah hawa nafsuku patuh mentaatiMu. Ambillah kerelaan diri Engkau dari diriku kepada keafiatan. Dan tunjukkanlah aku kebenaran yang aku perselisihkan padanya, dengan keizinan Engkau. Sesungguhnya Engkau menunjukkan (jalan) siapa yang Engkau kehendaki atas jalan yang lurus"

Dipetik daripada Kitab Ihya Ulumiddin – Karya Hujjatul Islam Imam Muhammad bin Abu Hamid Al-Ghazaly dll sumber pelbagai )

Adab Berpakaian (Kembali ke atas)

    * Kain sarung/selindang/penutup badan/ baju kemeja (qamish)/jubah.
    * Menyukai warna hijau dan putih.
    * Qaba’ (baju luar) dari kain sundusin.



* Pakaian yang tinggi di atas kedua tapak kakinya, kadangkala setengah betis, kemeja terikat dengan kancing baju – kadangkala baginda membuka kancing itu semasa solatnya. Kadangkala mengerjakan solat dengan berselimut yang dicelup kumkuma.
    * Kadangkala memakai kain sehelai/sarung – yang tiada kain lain di atasnya – kadangkala diikatkan kedua hujungnya di antara kedua bahunya. Kadangkala mengimami solat jenazah atau mengerjakan solat di rumah (umpamanya solat malam) dengan cara yang demikian
    * Memakai kain bertampal – pakaian cara hamba.
    * Mempunyai dua helai pakaian khusus untuk solat Jumaat.
    * Mempunyai pakaian hitam tetapi disedekahkan kepada orang – maksud riwayat Ummu Salmah r.a. – terserlah ketampanan/keputihan kulit baginda apabila memakai pakaian hitam.
    * Kadangkala mengerjakan solat memakai syamlah – kain bulu hitam.
    * Memakai cincin. Kadangkala baginda keluar dan pada cincinnya terdapat benang terikat untuk mengingatkan baginda terhadap sesuatu. Baginda chapkan surat-surat yang dikirim dengan cincinnya supaya penerima surat berkenaan mengenali baginda.
    * Memakai qalansuah (kupiah); dengan atau tanpa serban
    * Mempunyai serban as-sahab – awan. Diberikan kepada Sayyidina Ali r.a.
    * Semasa memakai pakaian baginda berdoa (maksudnya) :- "Segala puji-pujian bagi Allah yang menganugerahkan kpdaku pakaian di mana dengan pakaian ini akau menutup auratku dan aku memperelokkan diriku pada manusia.
    * Memakai dengan memulakan sebelah kanan dan membuka pakaian dengan memulakan sebelah kirinya.
    * Menyedekahkan pakaian lamanya kepada orang miskin – maksud sabda Baginda - diberikan kerana Allah dan dianugerahkan kebajikan selagi pakaian berkenaan menutup aurat sipenerima samada hidup atau mati.
    * Mempunyai tikar tidur dari kulit yang sudah disamak – diisikan kulit kayu kurma yang halus. Panjang lebih kurang dua hasta. Lebar lebih kurang sehasta sejengkal.
    * Mempunyai baju ‘aba-ah (baju terbuka depannya, dipakai di atas baju lain) yang dibentangkan/dilipat dua lapis untuk baginda setiap kali berpindah tempat duduk.
    * Nama bendera : Al-‘Uqab.
    * Nama pedang perang : Zulfaqar. Lain-lain pedang : Ak-Mikhzam, Ar-Rasub, Al-Qadlib – tangkai pedang dihiasi perak. Tali pedang dari kulit yang disamak. Tiga helai tali dari perak.
    * Nama busur baginda ialah Al-Katum, tempat pananannya bernama Al-Kafur.
    * Nama untanya : Al-‘Udl-ba, Nama kudanya : Al-Duldul, Nama kaldainya : Ya’fur. Nama kambingnya: ‘Ainah.
    * Mempunyai tempat bersuci/berwuduk dan minum dari tembikar. Ramai anak-anak kecil mendapat barakah dari tempat ini.
SELURUH cendekiawan, ahli agama, pemikir dan pemimpin sama ada beragama Islam atau bukan Islam mengakui Nabi Muhammad sebagai "The Saviour of Humanity" (Penyelamat Manusia Sejagat). Rasulullah juga digelar pemimpin agung sepanjang zaman dan paling sempurna akhlak.

Pengiktirafan itu hasil penelitian terhadap sumbangan besar Nabi Muhammad dalam membentuk masyarakat sempurna dan syumul yang tidak ada batasan geografi dan zaman. Tidak ada individu lain yang mampu mencapai  status seperti dicapai Baginda.

Kesempurnaan akhlak, kepemimpinan dan ajaran yang dibawakan Nabi Muhammad diakui oleh Allah. Rasulullah dijadikan ikutan bagi sesiapa yang mengharapkan kesejahteraan dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Nabi Muhammad memiliki peribadi yang terlalu agung. Sebab itu, Baginda diberikan gelaran al-Amin oleh masyarakat Makkah, yakni lambang kebenaran dan kesempurnaan pekerti.

Penghormatan itu diterima ketika Baginda berusia belia dan belum diangkat menjadi rasul. Nabi Muhammad membawa risalah Islam yang syumul. Risalah yang dibawa Rasulullah bukan setakat berkaitan tauhid kepercayaan kepada Allah. Bahkan, ia membawa pakej sempurna kehidupan manusia.

Hasilnya ajaran dibawakan Nabi Muhammad berjaya merubah kehidupan manusia secara rohani, fizikal dan intelektual. Revolusi perubahan berjaya membawa manusia daripada dunia kegelapan kepada cahaya kebenaran. Nabi Muhammad mengajar manusia mengenai ketuhanan, kebenaran, keadilan dan kebahagiaan hidup.

Baginda menunjukkan cara hubungan manusia dengan Allah, manusia dengan manusia dan manusia dengan alam. Setiap ajaran dan amalan Rasulullah adalah sunnah yang perlu diterapkan dalam kehidupan setiap Muslim. Kejayaan dalam apa juga yang dilakukan mampu dicapai sekiranya melakukan seperti diajarkan Rasulullah.
Kejayaan hidup sahabat adalah hasil perasaan kasih dan sayang kepada Rasulullah. Sahabat sentiasa bersama Rasulullah dan mempelajari apa yang perlu dilakukan sebagai seorang Muslim berjaya di dunia dan akhirat. Mereka sentiasa menyatakan kesanggupan untuk berjuang bersama-sama Rasulullah.

Kecintaan sahabat terhadap Baginda mengatasi segala-galanya. Kecintaan yang mendalam terhadap Rasulullah melahirkan pengikut yang setia. Mereka patuh segala ajaran yang disampaikan. Apa yang dilakukan dan diperkatakan Rasulullah dipatuhi sepenuhnya. 

Hasil kepatuhan dan kecintaan itu melahirkan
 umat Islam yang kuat dan menjadi contoh kepada umat lain.

Sebab itu, Islam dapat berkembang dengan cepat dan berjaya merobohkan dua kerajaan besar iaitu Rom dan Parsi. Kejayaan dicapai umat Islam hasil didikan rohani dan jasmani yang dipimpin Rasulullah. Untuk memastikan iman sentiasa kuat dan sempurna, perasaan mencintai 

Sabda Rasulullah bermaksud: "Tidaklah beriman seseorang kamu sehingga aku lebih dicintainya daripada anaknya, ibu bapanya dan manusia seluruhnya."

 (Hadis riwayat Bukhari dan Muslim).

Kita hari ini tidak hidup bersama-sama Rasulullah. Apa yang ditinggalkan sebagai pedoman hidup adalah al-Quran dan sunnah. Sesiapa mencontohi kedua-duanya, samalah seperti hidup pada zaman Rasulullah, yakni dapat beramal seperti yang disampaikan sendiri oleh Baginda.
INTI PATI 

Kesempurnaan akhlak, kepemimpinan dan ajaran yang dibawakan Nabi Muhammad diakui oleh Allah. Nabi Muhammad mengajar manusia mengenai ketuhanan, kebenaran, keadilan dan kebahagiaan hidup. Baginda menunjukkan cara hubungan manusia dengan Allah, manusia dengan manusia dan manusia dengan alam. 

Setiap ajaran dan amalan Rasulullah adalah sunnah yang perlu diterapkan dalam kehidupan setiap Muslim. Kejayaan dalam apa juga yang dilakukan mampu dicapai sekiranya melakukan seperti diajarkan Rasulullah. Untuk memastikan iman sentiasa kuat dan sempurna, perasaan mencintai Nabi Muhammad sepenuh hati hendaklah sentiasa tertanam dalam jiwa kita 

NABI Muhammad SAW adalah penutup nabi dan rasul. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah bermaksud: "Bukanlah Nabi Muhammad SAW itu menjadi bapa yang sebenar bagi seseorang daripada orang lelaki kamu, tetapi dia adalah rasul Allah dan kesudahan segala nabi. Dan Allah adalah Maha Mengetahui akan tiap-tiap sesuatu." (Surah al-Ahzab, ayat 40)


Sekiranya ada pengakuan daripada individu tertentu bahawa dia adalah rasul dan nabi, maka pengakuan itu adalah palsu yang boleh membawa kepada kesesatan. Setiap orang beriman hendaklah menjauhkan daripada membuat pengakuan itu. 

Kedudukan Rasulullah SAW sebagai rasul terakhir dijelaskan dalam hadis bermaksud: "Perumpamaanku dan perumpamaan nabi adalah seperti seorang lelaki yang ingin mendirikan sebuah bangunan, lalu dia ingin menyempurnakan dan memperindahkannya kecuali dengan satu bahagian batanya lagi. Setiap orang yang memasukinya akan memandang dan berkata: Alangkah indahnya kecuali satu tempat bahagian bata ini dipenuhkan
. Akulah satu bata itu. Nabi ditutup olehku."
 (Hadis riwayat al-Bukhari, Muslim dan at-Tirmizi). 

Berdasarkan hadis di atas, dapat difahami bahawa Nabi Muhammad SAW adalah seorang rasul yang terakhir atau penutup bagi segala nabi dan rasul. Hadis di atas dikuatkan lagi dengan hadis lain bermaksud: "Aku diberi kelebihan ke atas nabi yang lain dalam enam hal: Aku diberi kalimah yang lengkap, aku ditolong dengan memberikan rasa gentar (kepada musuh), dihalalkan bagiku harta rampasan perang, dijadikan bagiku bumi sebagai masjid dan alat bersuci,
 aku diutus kepada seluruh makhluk dan nabi ditutup olehku."
 (Hadis riwayat at-Tirmizi dan Ibn Majah). 



Hadis itu turut menjelaskan lima lagi kelebihan Rasulullah SAW yang menunjukkan ketinggian Baginda di sisi Allah. Di atas kelebihan dan ketinggian ini, Allah dan malaikat berselawat ke atas Baginda. Allah memerintahkan supaya kita memperbanyakkan selawat ke atas Rasulullah SAW. Firman-Nya bermaksud : "Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya berselawat kepada Nabi; wahai orang yang beriman, berselawatlah kamu kepadanya serta mohonkanlah kesejahteraan dengan sepenuh penghormatan."
 (Surah al-Ahzab, ayat 56) 



Ibn Abbas menjelaskan, selawat Allah adalah rahmat-Nya kepada Rasulullah SAW di sisi malaikat, manakala selawat malaikat pula adalah istighfar. Ada pun selawat orang Islam kepada Rasulullah SAW adalah pujian ke atas Baginda. Basyir b Sa'ad bertanya kepada Rasulullah SAW, bagaimanakah berselawat kepadamu. 


Baginda bersabda bermaksud: "Ya Allah, berselawatlah untuk Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau berselawat kepada keluarga Ibrahim. Dan berilah keberkatan kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau memberikan keberkatan kepada keluarga Ibrahim di seluruh alam.\
 Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Pemurah."
 (Hadis riwayat Abu Daud, at-Tirmizi, al-Nasai dan Ibn Jarir) 

Image result for muhammad rasulullahKepentingan berselawat ke atas Nabi Muhammad SAW dapat dilihat apabila sebutan di atas perlu diucapkan di dalam tasyahhud dalam setiap solat. Ini bererti bahawa bagi seseorang Muslim yang mendirikan solat, mereka tidak akan meninggalkan selawat ke atas Rasulullah SAW. Bukan saja d
i dalam solat, malah di dalam berdoa pun, umat Islam disaran berselawat ke atas Baginda selepas memuji Allah pada permulaan doa. 

Sesiapa yang tidak memuji Allah dan berselawat ke atas Baginda di dalam doa dianggap orang yang tergesa-gesa dalam doanya. Hal ini diceritakan oleh Fudhalah b Ubaid bahawa Rasulullah SAW mendengar seseorang berdoa selepas solatnya. Dia tidak memuji Allah dan tidak berselawat kepada Baginda. 

Maka, Rasulullah SAW bersabda bermaksud: "Lelaki ini terlalu tergesa-gesa. Kemudian Baginda memanggilnya dan berkata kepadanya dan juga kepada yang lainnya: Jika salah seorang daripada kalian berdoa, maka mulakanlah dengan memuji Allah. Kemudian berselawatlah ke atas Nabi, kemudian berdoalah selepas itu apa yang engkau mahu." 
(Hadis riwayat Imam Ahmad, Abu Daud dan at-Tirmizi). 

Mereka yang paling banyak selawatnya ke atas Rasulullah adalah orang yang paling utama di sisinya di akhirat kelak. Ini dijelaskan oleh Abdullah b Mas'ud bahawa Rasulullah SAW bersabda bermaksud: "Manusia yang paling utama bagiku pada hari kiamat kelak adalah orang yang paling banyak berselawat kepadaku."
 (Hadis riwayat at-Tirmizi). 

Sebaliknya, bagi mereka yang tidak berselawat kepadanya pula akan mendapat kerugian di dunia dan di akhirat. Bagi kerugian di dunia ini dijelaskan oleh Ibn Abbas dengan berkata, Rasulullah SAW bersabda bermaksud: "Barang sesiapa yang lupa berselawat kepadaku, nescaya dia keliru menuju jalan ke syurga."
 (Hadis riwayat Ibn Majah). 

Kerugian di akhirat pula dijelaskan oleh Abu Hurairah, di mana Rasulullah SAW bersabda bermaksud: "Tidak ada satu kaum yang duduk di dalam satu majlis, di mana mereka tidak berzikir kepada Allah dan tidak berselawat kepada Nabi mereka di dalamnya, melainkan mereka akan mendapat kerugian pada hari akhirat kelak." (Hadis riwayat at-Tirmizi). 



AS – SYAMAIL 
Kepribadian dan Budi Pekerti Rasulullah saw. Muhammad bin `Isa bin Saurah bin Musa bin ad-Dhahhak as-Sulami. (Imam at-Tirmidzi)
BENTUK TUBUH RASULULLAH SAW
"Rasulullah saw. bukanlah orang yang berperawakan terlalu tinggi, namun tidak pula pendek. Kulitnya tidak putih bule juga tidak sawo matang. Rambutnya ikal, tidak terlalu keriting dan tidak pula lurus kaku. Beliau diangkat Allah (menjkadi rasul) dalam usia empat puluh tahun. Beliau tingal di Mekkah (sebagai Rasul) sepuluh tahun dan di madinah sepuluh tahun. Beliau pulang ke Rahmatullah dalam usia enam puluh tahun. Pada kepala dan janggutnya tidak terdapat sampai dua puluh lembar
 rambut yang telah berwarna putih." 
(diriwayatkan oleh Abu Raja' Qutaibah bin Sa'id, dari Malik bin Anas, dari Rabi'ah bin Abi `Abdurrahman yang bersumber dari *Anas bin Malik r.a) 
 Anas bin Malik r.a adalah Abu Nadhr Anas bin Malik al Anshari al Bukhari al Khazraji. 
Ia tinggal bersama Rasulullah saw dan membantu Beliau selama sepuluh tahun.
Dan ia adalah sahabat yang paling akhir meninggal dunia di Bashrah, yaitu pada tahun 71 H.
 • Perawi menghilangkan bilangan satuannya dari puluhan (digenapkan) . 
Karena kebanyakan riwayat menyatakan bahwa Rasulullah saw tinggal di Mekkah sebagai Rasul 13 tahun, dan wafat pada usia 63 tahun.

"Aku tak pernah orang yang berambut panjang terurus rapi, dengan mengenakan pakaian merah, yang lebih tampan dari Rasulullah saw. Rambutnya mencapai kedua bahunya.Kedua bahunya bidang. beliau bukanlah seorang yang berperawakan pendek dan tidak pula terlampau tinggi."
 (diriwayatkan oleh Mahmud bin Ghailan, dari Waki',dari Sufyan, Dari Abi Ishaq, 
yang bersumber dari al Bara bin `Azib r.a)
"Rasulullah saw. tidak berperawakan terlalu tinggi dan tidak pula terlalu pendek. Beliau berperawakan sedang diantara kaumnya. Rambut tidak keriting bergulung dan tidak pula lurus kaku, melainkan ikal bergelombang. Badannya tidak gemuk, dagunya tidak lancip dan wajahnya agak bundar. Kulitnya putih kemerahmerahan. Matanya hitam pekat dan bulu matanya lentik. Bahunya bidang. beliau memiliki bulu lebat yang memanjang dari dada sampai ke pusat. Tapak tangan dan kakinya terasa tebal. Bila Beliau berjalan, berjalan dengan tegap seakanakan Beliau turun ke tempat yang rendah. Bila Beliau berpaling maka seluruh badannya ikut berpaling. Diantara kedua bahunya terdapat Khatamun Nubuwah, yaitu tanda kenabian. Beliau memiliki hati yang paling pemurah diantara manusia. Ucapannya merupakan perkataan yang paling benar diantar semua orang. Perangainya amat lembut dan beliau paling ramah dalam pergaulan. Barang siapa melihatnya, pastilah akan menaruh hormat padanya. Dan barang siapa pernah berkumpul dengannya kemudian kenal dengannya tentulah ia akan mencintainya. Orang yang menceritakan sifatnya, pastilah akan berkata: "Belum pernah aku melihat sebelum dan sesudahnya orang yang seistimewa Beliau saw." 
(Diriwayatkan oleh Ahmad bin `Ubadah ad Dlabi al Bashri, juga diriwayatkan oleh `Ali bin Hujr dan Abu Ja'far bin Muhammad bin al Husein, dari `Isa bin Yunus, dari `Umar bin `Abdullah, dari Ibrahim bin Muhammad, dari salah seorang putera `Ali bin Abi Thalib k.w. yang bersumber dari `Ali bin Abi Thalib k.w.) 

"Telah diperlihatkan kepadaku para Nabi. Adapun Nabi Musa a.s. bagaikan seorang laki laki dari suku Syanu'ah*. Kulihat pula Nabi `Isa bin Maryan a.s. ternyata orang yang pernah kulihat mirip kepadanya adalah `Urwah bin Mas'ud*, Kulihat pula Nabi Ibranim a.s. ternyata orang yang mirip kepadanya adalah kawan kalian ini (yaitu Nabi saw sendiri). Kulihat jibril ternyata orang yang pernah kulihat mirip kepadanya adalah Dihyah*."
(Diriwayatkan oleh Qutaibah bin Sa'ad dari Laits bin Sa'id, 
dari Abi Zubair yang bersumber dari Jabir bin `Abdullah r.a.)

• Suku Syanu'ah terdapat di Yaman perawakan mereka sedang.
• Urwah bin Mas'ud as Tsaqafi adalah sahabat Rasulullah saw
    ia memeluk islam pada tahun 9 H.
 •Dihyah adalah seorang sahabat Rasulullah saw yang mengikuti jihad fi sabilillah setelah        perang Badar. Ia pun merupakan salah seorang pengikut 
  Ridlwan yang bersejarah. 

"Rasulullah mempunyai gigi seri yang renggang. Bila Beliau berbicara terlihat seperti ada cahaya yang memancar keluar antara kedua gigi serinya itu." 
(Diriwayatkan oleh `Abdullah bin `Abdurrahman, dari Ibrahim bin Mundzir al Hizami, dari `Abdul `Aziz bin Tsabit az Zuhri, dari Ismail bin Ibrahim, dari Musa bin `Uqbah, dari Kuraib yang bersumber dari Ibnu `Abbas r.a.) 

BENTUK KHATAMUN NUBUWAH.
Image result for KHATAMUN NUBUWWAH"Aku pernah melihat khatam (kenabian)…. Ia terletak antara kedua bahu Rasulullah saw. Bentuknya seperti sepotong daging berwarna merah sebesar telur burung dara." 
(Diriwayatkan oleh Sa'id bin Ya'qub at Thalaqani dari Ayub bin Jabir, dari Simak bin Harb yang bersumber dari Jabir bin Samurah r.a.) 
"Apabila `Ali k.w. menceritakan sifat Rasulullah saw. maka ia akan bercerita panjang lebar. Dan ia akan berkata: `Diantara kedua bahunya terdapat Khatam kenabian, 
yaitu khatam para Nabi
(Diriwayatkan oleh Ahmad bin `Ubadah ad Dlabi `Ali bin Hujr dan lainnya, yang mereka terima dari Isa bin Yunus dari `Umar bin `Abdullah, dari `Ibrahim bin Muhammad yang bersumber dari salah seorang putera 
`Ali bin Abi Thalib k.w.) 

Dalam suatu riwayat, Alba'bin Ahmar al Yasykuri mengadakan dialog dengan Abu Zaid `Amr bin Akhthab al Anshari r.a. sbb: "Abu Zaid berkata: `Rasulullah saw bersabda kepadaku : `Wahai Abu Zaid mendekatlah kepadaku dan usaplah punggungku'. Maka punggungnya kuusap, dan terasa jari jemariku menyentuh Khatam. Aku (alba' bin Ahmar al Yasykuri) bertanya kepada Abu Zaid: `Apakah Khatam itu?' Abu Zaid menjawab: `kumpulan
 bulu-bulu*'. 

(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari Abu `Ashim dari 
`Uzrah bin Tsabit yang bersumber dari Alba'bin Ahmar al Yasykuri) 

• Ia mengatakan kumpulan bulu-bulu dikarenakan ia hanya dapat merasakan dengan rabaan tangannya saja, tidak melihat dengan mata kepala. Jadi yang dikatakan itu hanya berdasar rabaan belaka, yang teraba olehnya adalah bulu yang tumbuh di sekitar Khatam 



RAMBUT RASULULLAH SAW
"Rambut Rasulullah saw mencapai pertengahan kedua telinganya." 
(Diriwayatkan oleh `Ali bin Hujr, dari Ismail bin Ibrahim, dari Humaid yang bersumber dari Anas bin Malik r.a.) 

"Rasulullah saw. adalah seorang yang berbadan sedang, kedua bahunya bidang, sedangkan rambutnya menyentuh kedua daun telinganya."
 (Diriwayatkan oleh Ahmad bin Mani', dari Abu Qathan, dari Syu'bah dari Abi Ishaq
 yang bersumber dari al Bara' bin `Azib r.a.) 

"Rambut Rasulullah saw. tidak terlampau keriting, tidak pula lurus kaku, rambutnya mencapai kedua daun telingannya. " 
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari Wahab bin Jarir bin Hazim, dari Hazim yang bersumber dari Qatadah) 

"Sesungguhnya Rasulullah saw., dulunya menyisir rambutnya ke belakang, sedangkan orang-orang musyrik menyisir rambut mereka ke kiri dan ke kanan, dan Ahlul Kitab menyisir rambutnya ke belakang. Selama tidak ada perintah lain, Rasulullah saw. Senang menyesuaikan diri dengan Ahlul Kitab. Kemudian,Rasulullah saw. menyisir rambutnya ke kiri dan ke kanan." 


(Diriwayatkan oleh Suwaid bin Nashr dari `Abdullah bin al Mubarak, dari Yunus bin Yazid, dari az Zuhri, dari `Ubaidilah bin `Abdullah bin `Utbah, yang bersumber dari Ibnu `Abbas r.a.)

CARA BERSISIR RASULULLAH SAW

"Rasulullah saw. sering meminyaki rambutnya, menyisir janggutnya dan sering waktu menyisir rambutnya beliau menutupi (bahunya) dengan kain kerudung. Kain kerudung itu demikian berminyak seakan-akan kain tukang minyak."
 (Diriwayatkan oleh Yusuf bin'Isa, dari Rabi' bin Shabih, dari Yazid bin aban ar Raqasyi*,
 yang bersumber dari Anas bin Malik r.a.)

• Aban ar Raqasyi dikenal sebagai orang yang dinilai munkar periwayatannya. Hadist ini sangat berlawanan dengan kebanyakan hadist shahih, yang menerangkan tentang kebersihan dan penampilan terpuji dari Rasulullah saw. (Muhammad `Afif az Za'bi). 


"Rasulullah saw. melarang bersisir kecuali sekali-kali. " 
(Diriwayatkan oleh Muhammad Basyar, dari Yahya bin Sa'id,dari Hisyam bin Hasan, dari al Hasan Bashri, yang bersumber dari `Abdullah bin Mughaffal r.a.*) 
• Yang dilarang ialah bersisir layaknya wanita pesolek. 
• 'Abdullah bin Mughaffal r.a. dalah sahabat Rasulullah saw. Yang masyhur, ia adalah salah      seorang peserta "Bai'tus Syajarah", wafat pada tahun 60 H ada pula yang mengatakan 
 tahun 57 H.

UBAN RASULULLAH SAW

 Qatadah bertanya kepada Anas bin Malik r.a.: "Pernahkah Rasulullah saw. menyemir rambutnya yang telah beruban?" Anas bin Malik menjawab:"Tidak sampai demikian. Hanya beberapa lembar uban saja di pelipisnya. Namun Abu Bakar r.a. pernah mewarnai (rambutnya yang memutih) dengan daun pacar dan katam."
 (Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, 
dari Abu Daud, dari Hamman yang bersumber dari Qatadah) 

• Katam adalah sejenis tumbuh-tumbuhan yang biasa digunakan untuk memerahi rambut sedangkan warnanya merah tua.

 Dalam suatu riwayat Ibnu `Abbas r.a. mengemukakan: Abu Bakar r.a. berkata: "Wahai Rasulullah, sungguh Anda telah beruban!" Rasulullah saw. bersabda: "Surah Hud, Surah al Waqi'ah, Surah al Mursalat, Surah Amma Yatasa'alun dan Surah Idzasy-Syamsu kuwwirat, 
menyebabkan aku beruban."
 (Diriwayatkan oleh Abu Kuraib Muhammad bin al A'la, dari Mu'awiyah bin Hisyam, dari Syaiban, dari Ishaq, dari Ikrimah, yang bersumber dari Ibnu `Abbas r.a.)

"Wahai Rasulullah, kami melihat Anda sesungguhnya telah beruban!" Rasulullah saw. bersabda: "Surah Hud dan beberapa surah sebangsanya telah menyebabkan aku beruban." (Diriwayatkan oleh Sufyan bin Waki', dari Muhammad bin Basyar, dari 'Ali bin Shalih, dari Abi Ishaq 
yang bersumber dari Abi Juhaifah r.a.*)

• Abu Juhaifah adalah Wahab as Sawa' bin `Amir bin Sha'sha'ah al Kufi. Ia adalah seorang sahabat yang masyhur. Menurut al Dzahabi, ia adalah rawi yang tsiqat (kuat hapalan dan terpercaya). Ia wafat pada tahun 74 H.

SEMIR RAMBUT RASULULLAH SAW

Al Jahdzamah r.a., isteri Busyair bin al Khaskhashiyyah pernah bercerita: "Aku melihat Rasulullah saw. keluar dari rumahnya mengibaskan rambut sehabis mandi. Dan di kepalanya terdapat bekas daun inai", atau "bekas celupan"(rawi ragu).
 (Diriwayatkan oleh Ibrahim bin Harun, dari Nadlr bin Zararah*, dari Abi Jinab*, dari Iyad bin Laqith, yang bersumber dari Jahdzamah r.a.) 

   Nadlr bin Zararah dalah rawi yang dla'if dan termasuk Matruk. 
• Ali Jinab dikenal sebagai rawi yang masyhur tapi ia dianggap dla'if karena sering menyamarkan rawi. 

"Aku melihat rambut Rasulullah saw. dipacari merah." 
(Diriwayatkan oleh `Abdullah bin `Abdurrahman, dari `Amr bin `Ashim, dari Hammad bin Salamah, dari Humaid, yang bersumber dari Anas r.a.) 

CELAK MATA RASULULLAH SAW

Dalam sebuah riwayat yang bersumber dari Ibnu `Abbas r.a. dikemukakan: Sesungguhnya Nabi saw. bersabda: "Bercelaklah kalian dengan Itsmid*, karena ia dapat mencerahkan pengliahatan dan menumbuhkan bulu mata. Sungguh Nabi saw. Mempunyai tempat celak mata yang digunakannya untuk bercelak pada setiap malam. 
Tiga olesan di sini dan tiga olesan di sini."
 (Diriwayatkan oleh Muhammad bin Humaid ar Razi, dari Abu Daud at Thayalisi, dari Abbad bin Manshur, dari Ikrimah yang bersumber dari Ibnu `Abbas r.a.) 

• Itsmid adalah batu celak biasanya berupa serbuk. Warnanya hitam atau biru. Serbuk itsmid dioleskan pada bulu mata atau disapukan di sekeliling mata. 
• Yang dimaksud di sini adalah tiga olesan di mata sebelah kanan dan tiga olesan di mata sebelah kiri. 

PAKAIAN RASULULLAH SAW

 "Pakaian yang paling disenangi Rasulullah saw. adalah Gamis."
 (Diriwayatkan oleh Muhammad bin Humaid ar Razi, dari al Fadhal bin Musa, diriwayatkan pula oleh Abu Tamilah dan Zaid bin Habab, ketiganya menerima dari `Abdul Mu'min bin Khalid, dari `Abdullah bin Buraidah, yang bersumber dari Ummu Salamah* r.a.) 
• Ummu Salamah r.a. adalah Ummul Mu'minin Hindun binti Mughirah al Makhzumiyah. 

"Sesungguhnya Nabi saw. keluar (dari rumahnya) dengan bertelekan kepada `Usamah bin Zaid. Beliau memakai pakaian Qithri yang diselempangkan di atas bahunya, 
kemudian beliau shalat bersama mereka."
 (Diriwayatkan oleh `Abd bin Humaid , dari Muhammad bin al Fardhal, dari Hammad bin Salamah, dari Habib bin as Syahid, dari al Hasan, yang bersumber dari Anas bin Malik r.a.) 
• Qithri adalah sejenis kain yang terbuat dari katun yang kasar. Kain ini berasal dari Bahrain tepatnya dari Qathar 

Dalam sebuah riwayat Anas bin Malik r.a. mengemukakan: "Pakaian yang paling disenangi Rasulullah saw. ialah kain Hibarah*." 
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari Mu'adz bin Hisyam dari ayahnya, dari Qatadah, yang bersumber dari Anas bin Malik r.a.) 
• Kain Hibarah ialah kain keluaran Yaman yang terbuat dari katun. 

"Rasulullah saw. bersabda: "Hendaklah kalian berpakaian putih, untuk dipakai sewaktu hidup. Dan jadikanlah ia kain kafan kalian sewaktu kalian mati. Sebab kain putih itu sebaik- baik pakaian bagi kalian."
 (Diriwayatkan oleh Qutaibah bin Sa'id, dari Basyar bin al Mufadhal, dari `Utsman Ibnu Khaitsam, dari Sa'id bin Jubeir, yang bersumber dari Ibnu `Abbas r.a.) 

"Rasulullah saw. bersabda : "Pakailah pakaian putih, karena ia lebih suci dan lebih bagus. Juga kafankanlah ia pada orang yang meninggal diantara kalian."
  (Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari `Abdurrahman bin Mahdi, dari Sufyan, dari Habib bin Abi Tsabit, dari Maimun bin Abi Syabib yang bersumber dari Samurah bin Jundub r.a.) 




KHUF RASULULLAH SAW


"Sesungguhnya raja *an-Najasyi menghadiahkan sepasang khuf hitampejat
kepada Nabi saw. lalu Nabi saw. memakainya dan kemudian ia berwudlu dengan
(hanya) menyapu keduanya (yakni tidak membasuh kaki)."
(Diriwayatkan oleh Hinad bin Siri, dari Waki', dari Dalham bin Shalih, dari Hujair bin

`Abdullah, dari putera Buraidah, yang bersumber dari Buraidah r.a.)


• Khuf ialah sejenis kaos kaki tapi terbuat dari kulit binatang. Khuf dibuat amat tipis dan
tingginya menutupi mata kaki. Khuf biasanya hanya digunakan pada musim dingin untuk
mencegah agar kulit kaki tidak pecah-pecah. Biasanya, orang memakai khuf ketika musafir di
musim dingin dan masih memakai sepatu luar lagi. Sepatu ini namanya "jurmuq". Para
Ulama Indonesia sering menggunakan istilah Mujah untuk terjemahan khuf. Tapi kadangkadang
diterjemahkan juga dengan "sepatu khuf".
• An najasyi menurut literature barat umumnya disebut Negust. Negust adalah gelar raja-raja
di Abesina (Habsyi), sekarang dikenal "Ethiopia".


SANDAL RASULULLAH SAW

"Bagaimanakah sandal Rasulullah saw. itu?" Anas menjawab : "Kedua belahnya
mempunyai tali qibal*."
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari Abu Daud at Thayalisi, dari Hamman yang
bersumber dari Qatadah)

• Tali qibal adalah tali sandal yang bersatu pada bagian mukanya dan terjepit
di antara dua jari kaki.


"Janganlah diantara kalian berjalan dengan sandal sebelah. Hendaklah memakai
keduanya."
(Diriwayatkan oleh Ishaq bin Musa al Anshari, dari Ma'an, dari Malik, dari Abiz Zinad, dari al A'raj yang bersumber dari Abu Hurairah r.a.)

"Sesungguhnya Nabi saw. melarang seorang laki-laki makan dengan tangan kiri dan berjalan dengan sandal sebelah."
(Diriwayatkan oleh Ishaq bin Musa, dari Ma'an, 
dari Malik, dari Abi Zubair, yang bersumber dari Jabir r.a.)

"Sesungguhnya Nabi saw. bersabda :
 "Bila salah seorang diantara kalian hendak
memakai sandal hendaklah ia memulainya dari yang sebelah kanan. Dan bila ia melepasnya, maka hendaklah dimulai dari yang sebelah kiri. Hendaklah posisi kanan dijadikan yang pertama kali dipasangi sandaldan yang terakhir kali dilepas."
(Diriwayatkan oleh Qutaibah, dari Malik, dan diriwayatkan pula oleh Ishaq bin Musa ,dari
Ma'an, dari Malik, dari Abu Zinad, dari A'raj yang bersumber dari Abu Hurairah r.a.)


CINCIN RASULULLAH SAW

        "Cincin Rasulullah saw. terbuat dari perak sedangkan permatanya dari Abessina (Habsyi)".
Image result for cincin rasulullah
(Diriwayatkan oleh Qutaibah bin Sa'id dan sebagainya,  dari `Abdullah bin Wahab, dari Yunus, dari Ibnu Syihab,  yang bersumber dari Anas bin Malik r.a.)


"Tatkala Rasulullah saw. hendak menulis surat kepada  penguasa bangsa `Ajam
(asing), kepadanya diberitahukan: "Sungguh bangsa `Ajam tidak akan menerimanya, kecuali surat yang memakai cap. Maka Nabi saw. dibuatkan
sebuah cincin (untuk cap surat). Terbayanglah dalam benakku putihnya cincin itu di tangan Rasulullah saw."
(Diriwayatkan oleh Ishaq bin Manshur, dari Mu'adz bin Hisyam, dari ayahnya,
 dari Qatadah, yang bersumber dari Anas bin Malik r.a.)


• karena sebagaimana dikatakan bahwa cincin Nabi saw. dipakai sebagai pengecap surat,
maka Nabi saw. tidak memakainya karena fungsinya pun lain. Atau mungkin saja pengertiannya bukan tidak dipakai, tapi jarang.

"Ukiran yang tertera di cincin Rasulullah saw adalah "Muhammad" satu baris
,"Rasul" satu baris, dan "Allah" satu baris".
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Yahya, dari Muhammad bin `abdullah al Anshari, dari ayahnya,
 dari Tsumamah, yang bersumber dari Anas bin Malik r.a.)



"Sesungguhnya apabila Nabi saw. masuk ke jamban,
 maka ia melepaskancincinnya."
(Diriwayatkan oleh Ishaq bin Manshur, dari Sa'id bin `Amir, dan diriwayatkan pula oleh Hajjaj bin Minhal, dari Hamman, dari Ibnu Juraij, dari Zuhri yang bersumber dari Anas bin Malik r.a.)

CARA RASULULLAH SAW. BERCINCIN


"Sesungguhnya Nabi saw. memakai cincin di jari tangan kanannya."
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Sahl bin `Asakir al Baghdadi, dan diriwayatkan pula
oleh `Abdullah bin `Abdurrahman, keduanya menerima dari Yahya bin Hisan, dari
Sulaiman bin Bilal, dari Syarik bin `Abdullah bin Abi Namir, dari Ibrahim bin `Abdullah bin
Hunain, dari bapaknya, yang bersumber dari `Ali bin Abi Thalib k.w.)


PEDANG RASULULLAH SAW

"Salut hulu pedang Rasulullah saw. terbuat dari perak."
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari Wahab bin Jarir, dari ayahnya dari
Qatadah, yang bersumber dari Anas bin Malik r.a.)



"Samurah mengaku bahwa ia membuat pedangnya meniru pedang Rasulullah
saw. Sedangkan pedang Rasulullah saw. itu berbentuk Hanafiyya*."
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin syuja' al Baghdad, dari Abu `Ubaidah al Haddad, dari
`Utsman bin Sa'id, yang bersumber dari Ibnu Sirin r.a.)


• Pedang Hanafiyya adalah pedang yang di buat oleh suku Bani Hanifah. Pedang buatan Bani

Hanafiah terkenal bagus dan halus pembuatannya.


TOPI BESI RASULULLAH SAW

"Sewaktu Rasulullah saw. memasuki kota Mekkah (dihari Pembebasan), beliau
memakai topi besi. Kemudian ditunjukkan orang kepadanya : `ini Ibnu Khathal*
bersembunyi di dinding Ka'bah (disebabkan takut). 
Nabi saw. bersabda : "Bunuhlah dia!"
(Diriwayatkan oleh Qutaibah bin Sa'id, dari Malik bin Anas, dari Ibnu Syihab,
 yangbersumber dari Anas bin Malik r.a.)
Sebenarnya terjemahan topi besi tersebut kurang tepat sebab yang dimaksud topi besi di sini
adalah rantai besi yang dijalin rapi, dibuat dengan ukuran kepala kemudian dapasang di dalam kopiah.

• Ibnu Khatal ialah seorang dari empat penjahat yang amat memusuhi Islam dan tidak mendapatkan pengampunan umum dari Rasulullah saw. Tiga    lainnya ialah Huwairits bin Nuqaid, `Abdullah bin Abi Sarh dan Muqais bin Shababah. Namun, sebelum eksekusi, Abdullah bin Abi Sarh masuk Islam. Dengan demikian `Abdullah bin Abi Sarh selamat dari hukuman.



SERBAN RASULULLAH SAW

"Nabi saw. memasuki kota Mekkah pada waktu pembebasan kota Mekkah,
beliau memakai serban hitam."
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari `Abdurrahman bin Mahdi, dari Hammad
bin Salamah. Hadist inipun diriwayatkan pula oleh Mahmud bin Ghailan, dari Waki', dari
Hammad bin Salamah, dari Abi Zubair, yang bersumber dari Jabir r.a.)

"Sesungguhnya Nabi saw. berpidato da hadapan umat, beliau memakai serban hitam."

(Diriwayatkan oleh Mahmud bin Ghailan, dan diriwayatkan pula 
oleh Yusuf  bin `Isa, keduanya menerima dari Waki', dari Musawir al Waraq,
 dari Ja'far bin `Amr bin Huraits,yang bersumber dari bapaknya.)



SARUNG RASULULLAH SAW


"'Aisyah r.a. memperlihatkan kepada kami pakaian yang telah kumal serta
sarung yang kasar, seraya berkata :"Rasulullah saw. dicabut ruhnya sewaktu
memakai kedua pakaian ini".
(Diriwayatkan oleh Ahmad bin Mani', dari Ismail,
 dari Ayub, dari Humaid bin Hilal, dari Abi Burdah yang bersumber dari bapaknya).

"'Utsman bin Affan r.a. memakai sarung yang tingginya mencapai setengah
betisnya. `Utsman berkata : "Demikianlah cara bersarung sahabatku
 (yakni Nabi saw.)".
(Diriwayatkan oleh Suwaid bin Nashr, dari `Abdullah bin al Mubarak, dari *Musa bin
`Ubaidah, dari Ayas bin Salamah bin al Akwa' yang bersumber dari bapaknya).
• Musa bin `Ubaidah, menurut Imam Ahmad periwayatannya tidak sah.


"Rasulullah saw. memegang ototbetis kakiku dan betis kakinya, lalu bersabda:
"inilah tempat batas sarung. Jika kau tidak suka di sini, maka boleh juga
diturunkan lagi. Jika kau tidak suka juga, maka tidak ada hak lagi bagi sarung
menutup kedua mata kaki".
(Diriwayatkan oleh Qutaibah bin Sa'id, dari Abul Ahwash, dari Abi Ishaq, dari Muslim bin Nadzir, 
yang bersumber dari *Hudzaifah Ibnul Yaman r.a.)
• Hudzaifah Ibnul Yaman r.a., ia adalah sahabat Rasulullah saw. Ia masuk Islam sebelum
ghazwah Badar. Ia wafat tahun 36 H.


CARA BERJALAN RASULULLAH SAW

"Tiada satupun kulihat lebih indah daripada Rasulullah saw., seolah-olah mentari
beredar di wajahnya. Juga tiada seorangpun yang kulihat lebih cepat jalannya
daripada Rasulullah saw., seolah-olah bumi ini dilipat-lipat untuknya. Sungguh,
kami harus bersusah payah melakukan hal itu, sedangkan Rasulullah saw. Tidak memperdulikan. "
(Diriwayatkan oleh Qutaibah bin Sa'id, dari *Ibnu Luhai'fah, dari Abi Yunus, yang
bersumber dari Abu Hurairah r.a.)
• Ibnu Luhai'ah adalah `Abdullah al Hadhrami, seorang faqih yang Masyhur dan qadli di Mesir,
namun demikian ad Dzahabi mendlaifkannya, tetapi hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu
Wahab, Ibnu Mubarak dan Abi `Abdurrahman al Muqri lebih baik. Ibnu Luhai'fah meninggal

dunia pada tahun 174 H.


"Bila Nabi saw. berjalan, maka ia berjalan dengan merunduk seakan-akan
jalanan menurun."
(Diriwayatkan oleh Shufyan bin Waki', dari ayahnya, dari al Masudi, dari `Utsman bin
Muslim bin Hurmuz, dari Nafi' bin Jubair bin Muth'im, 
yang bersumber dari `Ali bin Abi Thalib k.w.)


KAIN PENYEKA RASULULLAH SAW


"Rasulullah saw.sering menyeka (minyak di kepalanya), seakan-akan kain
penyeka kepalanya seperti kain penyeka tukang minyak."
(Diriwayatkan oleh Yusuf bin `Isa, dari Waki', dari Rabi' bin Shabih,
 dari *Yazid bin Aban ar aqasi, yang bersumber dari Anas bin Malik r.a.)
• Yazid bin Aban ar Raqasy dikenal sebagai orang yang dinilai munkar periwatannya. 
Hadits ini sangat berlawanan dengan hadist Shahih, 
yang menerangkan tentang kebersihan danpenampilan terpuji dari Rasulullah saw. (Muhammad `Afif az Za'bi)


SIKAP DUDUK RASULULLAH SAW


"Ia (Qabilah) melihat Rasulullah saw. di masjid sedang duduk *qurfasha."
Qabilah berkata :"Manakala aku melihat Rasulullah saw. sedang duduk dengan
khusyu', maka akupun dibawa oleh perasaan takjub karena wibawanya."
(Diriwayatkan oleh'Abd bin Humaid, dari `Affan bin Muslim, dari `Abdullah bin Hasan, 
dari kedua orang anaknya, yang bersumber dari Qabilah binti Makhramah)

• Duduk Qurfasha yakni duduk bertumpu pada pinggul, kedua paha merapat ke perut dan tangan memegang betis.




"Sesungguhnya ia melihat Rasulullah saw. berbaring telentang di masjid, dan
salah satu kakinya ditumpangkan pada kaki lainnya."
(Diriwayatkan oleh Sa'id bin `Abdurrahman al Makhzumi dan lainnya, mereka menerima
dari Sufyan, dari Zuhri, dari `Abbad bin Tamim yang bersumber dari pamannya*)
• Ia adalah `Abdullah bin Zaid bin `Ashim bin Muhammad, ia adalah seorang sahabat dan dikatakan bahwa ia yang membunuh Musailamah al Kadzdzab (Nabi palsu)


"Apabila Rasulullah saw. duduk di *masjid, maka ia duduk secara *ihtiba dengan
kedua tangannya."
(Diriwayatkan oleh Salamah bin Syabib, dari `Abdullah bin Ibrahim al Madini, dari Ishaq bin
Muhammad al Anshari, dari Rabih bin `Abdurrahman bin Abi Sa'id, dari bapaknya yang
bersumber dari kakeknya Abi Sa'id al Khudri r.a.)
• Ada yang mengatakan di dalam majlis

• Ihtaba adalah duduk Qurfasha sambil bersandar

TEMPAT BERTELEKAN RASULULLAH SAW


"Aku pernah melihat Rasulullah saw. duduk bertelekan pada sebuah bantal di
sebelah kirinya."
(Diriwayatkan oleh `Abbas bin Muhammad ad Dauri al Baghdadi, dari Ishaq bin Manshur,
dari Israil, dari simak bin Harb, yang bersumber dari Jabir bin Samurah r.a.)



"Rasulullah saw. bersabda : "Aku tak mau makan sambil bertelekan, aku tak mau
makan sambil bertelekan."
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari `Abdurrahman bin Mahdi, dari Sufyan, dari
`Ali bin al `Aqmar, yang bersumber dari Abu Juhaifah r.a.)

"Aku melihat Rasulullah saw. duduk bertelekan pada sebuah bantal."
(Diriwayatkan oleh Yusuf bin `Isa, dari Waki', dari Ismail, dari Simak bin Harb, yang
bersumber dari Jabir bin Samurah r.a.)


CARA BERTELEKAN RASULULLAH SAW


"Aku masuk ke rumah rasulullah saw. tatkala beliau sedang sakit yang
membawa ajalnya. Di kepalanya ada balutan kain kuning. Kepadanya kuucapkan
salam, kemudian beliau bersabda : "Wahai Fadlal, apa kabarmu?" Aku
menjawab : "Baik wahai Rasulullah !" Rasulullah bersabda : "Kuatkan balutan
yang ada di kepalaku ini !" Fadlal meneruskan ceritanya :"Maka kulakukan
perintah Rasulullah saw. itu. Kemudian beliau duduk, lalu meletakkan tangannya
di atas bahuku, kemudian beliau berdiri lalu masuk ke masjid." Dan kisah
selanjutnya terdapat dalam hadist perihal wafatnya Rasulullah saw.
(Diriwayatkan oleh `Abdullah bin `Abdurrahman, dari Muhammad bin al Mubarak, dari
*`Atha'bin Muslim al Khaffaf al Halabi,dari Ja'far bin Furqan, dari `Atha' bin Abi
Rabbah,yang bersumber dari *al Fadlal bin `Abbas r.a.)
• Al Fadlal bin `Abbas r.a. adalah sahabat yang masyhur, ia adalah anak sulung `Abbas r.a.
(paman Rasulullah saw.)
• 'Atha' bin Muslim al Khaffaf al Halabi, di dla'ifkan oleh Abu Daud, dan menurut Abu Hatim tidak boleh dipakai hujjah periwayatannya.

"Sesungguhnya Nabi saw. sedang dalam keadaan sakit. Beliau keluar (dari
rumahnya) dengan bertelekan kepada Usamah bin Zaid. Waktu itu beliau
memakai kain Qithri (buatan Qatar) yang diselempangkan. Kemudian Beliau
shalat bersama mereka (para sahabat)."
(Diriwayatkan oleh `Abdullah bin `Abdurrahman, dari `Amr `Ashim, dari Hammad bin
Salamah, dari Humaid, yang bersumber dari Anas r.a.)


CARA MAKAN RASULULLAH SAW


"Sesungguhnya Nabi saw. menjilati jari jemarinya (sehabis makan) tiga kali."
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari `Abdurrahman bin Mahdi, dari Sufyan, dari
Sa'id bin Ibrahim, dari *salah seorang anak Ka'ab bin Malik, yang bersumber dari bapaknya.)

• Nama Ibnul Ka'ab bin Malik (putera Ka'ab bin Malik r.a.) di sini tidak dijelaskan, sedangkan
Ka'ab mempunyai anak dua orang, yaitu `Abdullah dan `Abdurrahman. Namun demikian
keduanya punya tsiqat (dapat diterima periwayatannya) , dan keduanya merupakan tabi'in
besar.

"Bila Nabi saw. selesai makan, beliau menjilati jari jemarinya yang tiga*."
(Diriwayatkan oleh al Hasan bin `Ali al Khilali, dari `Affan, dari Hammad bin Salamah, dari
Tsabit, yang bersumber dari Anas r.a.)

• Yang dimaksud jari yang tiga ,yakni: jari tengah, jari telunjuk dan ibu jari.


JENIS ROTI YANG DIMAKAN OLEH RASULULLAH SAW


"Keluarga Nabi saw. tidak pernah makan roti sya'ir* sampai kenyang dua hari
berturut-turut hingga Rasulullah saw. wafat."
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin al Matsani, 
dan diriwayatkan pula oleh Muhammad bin
Basyar, keduanya menerima dari 
Muhammad bin Ja'far, dari Syu'bah, dari Ishaq, dari
`Abdurrahman bin Yazid, dari al Aswad bin Yazid*, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)

• Sya'ir, khintah dan bur, semuanya diterjemahkan ke dalam bahasa Indinesia dengan
"gandum" sedangkan sya'ir merupakan gandum yang paling rendah mutunya. Kadang kala ia
dijadikan makanan ternak, namun dapat pula dihaluskan untuk makanan manusia. Roti yang
terbuat dari sya'ir kurang baik mutunyasya'ir lebih dekat kepada jelai daripada gandum.

• Abdurrahman bin Yazid dan al Aswad bin Yazid bersaudara, keduanya rawi yang tsiqat.

"Rasulullah saw. tidak pernah makan di atas meja dan tidak pernah makan roti
gandum yang halus, hingga wafatnya."
(Diriwayatkan oleh `Abdullah bin `Abdurrahman, 
dari'Abdullah bin `Amr –Abu Ma'mar-,
dari `Abdul Warits, dari Sa'id bin Abi `Arubah, dari Qatadah,
 yang bersumber dari Anas r,a)


LAUK PAUK YANG DIMAKAN RASULULLAH SAW

"Sesungguhnya Rasulullah bersabda: "Saus yang paling enak adalah cuka."
`Abdullah bin `Abdurrahman berkata :"Saus yang paling enak adalah cuka."
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Shal bin `Askar dan `Abdullah bin `Abdurrahman,
keduanya menerima dari Yahya bin Hasan, dari Sulaiman bin Hilal, Hisyam bin `Urwah,

Image result for minyak zaitundari bapaknya yang bersumber dari `Aisyah r.a.)

"Rasulullah saw. bersabda :"Makanlah minyak zaitun dan berminyaklah
dengannya. Sesungguhnya ia berasal dari pohon yang diberkahi."
(Diriwayatkan oleh Mahmud bin Ghailan, daari
 Abu Ahmad az Zubair, dan diriwayatkan
pula oleh Abu Nu'aim, keduanya menerima
 dari Sufyan, dari ` Abdullah bin `Isa, dari
seorang laki-laki ahli syam yang
 bernama Atha', yang bersumber dari Abi Usaid r.a.*)


• Abi Usaid adalah `Abdullah bin Tsabit az Zarqi.

"Nabi saw. menggemari buah labu. maka (pada suatu hari) beliau diberi
makanan itu, atau diundang untuk makan makanan itu (labu). Aku pun
mengikutinya, maka makanan itu (labu) kuletakkan dihadapannya, karena aku
tahu beliau menggemarinya.
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari Muhammad bin Ja'far, dan diriwayatkan
pula oleh `Abdurrahman bin Mahdi, keduanya menerima dari Syu'bah, dari Qatadahyangt
bersumber dari Anas bin Malik r.a.)
"Nabi saw. menyenangi kue-kue manis (manisan) dan madu."
(Diriwayatkan oleh Ahmad bin Ibrahim ad Daruqi,  juga diriwayatkan oleh Salamah bin
Syabib dan diriwayatkan pula oleh Mahmud bin Ghailan, mereka menerimanya dari Abu
Usamah, dari Hisyam bin `Urwah yang bersumber dari `Aisyah r.a.)


"Nabi saw. diberi makan daging, maka diambilakn baginya bagian dzir'an*.
Bagian dzir'an kesukaannya. Maka Rasulullah saw. Mencicipi sebagian daripadanya. "
(Diriwayatkan oleh Washil bin `Abdul A'la, dari Muhammad bin Fudlail, dari Abi Hayyan at
Taimi, dari Abi Zar'ah, yang bersumber dari Abu Hurairah r.a.)

• Dzir'an adalah bagian tubuh binatang dari dengkul sampai bagian kaki.

"Daging yang paling baik adalah punggung."
(Diriwayatkan oleh Mahmud bin Ghailan, dari Abu Ahmad, dari Mis'ar, dari Syaikhan, dari
Fahm,* yang bersumber dari `Abdullah bin Ja'far r.a.)
• Namanya adalah Muhammad bin `Abdullah, disebut pula Muhammad bin
`Abdurrahman, juga disebut Abu Hay.


WUDLU RASULULLAH SAW

"Rasulullah saw. keluar dari jamban, maka dihidangkan kepadanya makanan.
Kemudian para sahabat berkata : `Apakah kami perlu menyediakan bagi Anda air wudlu?" Beliau menjawab :
"Sesungguhnya aku disuruh berwudlu apabila aku akan melakukan shalat."
(Diriwayatkan oleh Ahmad bin Mani', dari Isma'il bin Ibrahim, dari Ayyub, dari Ibnu
Mulaikah yang bersumber dari Ibnu `Abbas r.a.)

"Kubaca dalam Taurat bahwa berkah makanan itu karena berwudlu sebelum
makan dan berwudlu sesudahnya". Hal tersebut kukatakan kepada Nabi saw.,
dan kukabarkan apa yang pernah kubaca dalam Taurat itu, maka Rasulullahsaw.
Bersabda :"Berkah makanan itu disebabkan berwudlu sebelum makan serta sesudahnya."

(Diriwayatkan oleh Yahya bin Musa, dari `Abdullah bin Numair, dari Qeis bin Rabi'*. Hadist
inipun diriwayatkan pula oleh Qutaibah, dari `Abdul Karim al Jurjani, kedua riwayat itu
bersumber dari Qeis bin Rabi', dari Abi Hisyam Adahzadan yang bersumber dari Salman r.a)

• Qeis bin Rabi' menurut Ibnu Ma'in periwayatannya dla'if namun diterima oleh Ibnu Majah dan
Abu Daud. 

DO'A RASULULLAH SAW. SEBELUM DAN SESUDAH MAKAN

"Pada suatu hari, kami berada di rumah Rasulullah saw., maka Beliau
menyuguhkan suatu makanan. Aku tidak mengetahui makanan yang paling
besar berkahnya pada saat kami mulai makan dan tidak sedikit berkahnya di
akhir kami makan." Abu Ayub bertanya : "Wahai Rasulullah, bagaimanakah
caranya hal ini bisa terjadi?" Rasulullah saw. bersabda :"Sesungguhnya kami
membaca nama Allah waktu akan makan, kemudian duduklah seseorang yang
makan tanpa menyebut nama Allah, maka makannya disertai syetan."

(Diriwayatkan oleh Qutaibah Dari Ibnu Luhai'ah, dari Yazid bin Abi Habib, dari Rasyad bin
Jandal al Yafi'I, dari Hubeib bin Aus, yang bersumber dari Abu Ayub al Anshari r.a.)

"Rasulullah saw. bersabda :"bila salah seorang dari kalian makan, tapi lupa
menyebut nama Allah atas makanan itu, maka hendaklah ia membaca
:"Bismillahi awwalahu wa akhirahu." (Dengan nama Allah pada awal dan akhirnya).
(Diriwayatkan oleh Yahya bin Musa, dari abu Daud, dari Hisyam ad Distiwai, dari Budail al
`Aqili, dari `Abdullah bin `Ubaid bin `Umair, dari Ummu Kultsum*, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)

• Ummu Kultsum binti `Uqbah bin Abi Mu'ith al Umawiyah, adalah salah seorang sahabat
       Rasulullah saw. dan ia merupakan saudara seibu `Utsman bin Affan r.a.


"Apabila Rasulullah saw. selesai makan, maka Beliau membaca : "Alhamdulillahil
ladzi ath'amana wa saqana wa ja'alana muslimin." (Segala puji bagi Allah Yang
memberi makan kepada kami, memberi minum kepada 
kami dan menjadikan kami orang-orang islam).
(Diriwayatkan oleh Mahmud Ghailan, dari Abu Ahmad az Zubairi, dari Sufyan as Tsauri,
dari Abu Hasyim, dari Ibnu Isma'il bin Riyah, dari bapaknya (Riyah bin `Ubaid), yang
bersumber dari Abu Sa'id al khudri r.a.)

"Adapun Rasulullah saw., bila hidangan makan telah diangkat dari hadapannya,
maka beliau membaca :"Alhamdulillahi hamdan katsiran thayyiban mubarakan
fihi, ghaira muwadda'iw wa la mustaghnan `anhu Rabbana." (Segala puji bagi
Allah, puji yang banyak tiada terhingga. Puji yang baik lagi berkah padanya.Puji
yang tidak pernah berhenti. Dan puji tidak akan mampu lisan menuturkannya, ya
Allah Rabbal `Alamin)
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari Yahya bin Sa'id, dari Tsaur bin Yazid, dari
Khalid bin Ma'danyang bersumber dari Abu Umamah r.a.)

TEMPAT MINUM RASULULLAH SAW

"Anas bin Malik r.a. memperlihatkan kepada kami tempat minuman yang terbuat
dari kayu. Tempat minuman itu tebal dan dililit dengan besi". kemudian anas r.a.
menerangkan : "Wahai Tsabit! Inilah tempat minum Rasulullah saw."

(Diriwayatkan oleh al Husain bin al Aswad al Baghdadi, dari `Amr bin Muhammad, dari `Isa
bin Thuhman, yang bersumber dari Tsabit r.a.)

"Sungguh ke dalam cangkir ini telah kutuangkan berbagai minuman untuk
Rasulullah saw., baik itu air, nabidz*, madu ataupun susu."
(Diriwayatkan oleh `Abdullah bin `Abdurrahman, dari Hammad bin Salamah, dari Humaid
dan Tsabit, yang bersumber dari Anas bin Malik r.a.)
• Nabidz adalah air kurma, yakni beberapa biji kurma dimasukkan ke dalam air kemudian
dibiarkan (semalam) sampai airnya terasa manis.


BUAH-BUAHAN YANG DIMAKAN RASULULLAH SAW


"Nabi saw. memakan qitsa* dengan kurma (yang baru masak)."
(Diriwayatkan oleh Isma'il bin Musa al Farazi, dari Ibrahim bin Sa'id, dari ayahnya yang
bersumber dari `Abdullah bin Ja'far r.a.)

• Qitsa adalah sejenis buah-buahan yang mirip mentimun tetapi ukurannya lebih besar (Hirbis)
Image result for kurma

"Sesungguhnya Nabi saw. memakan semangka dengan kurma \(yang baru masak).”
(Diriwayatkan oleh `Ubadah bin `Abdullah al Khaza'i al Bashri, dari Mu'awiyah bin Hisyam,
dari Sufyan, dari Hisyam bin `Urwah, dari bapaknya, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)


MINUMAN RASULULLAH SAW

"Minuman yang paling disukai Rasulullah saw.
 adalah minuman manis yang dingin."
(Diriwayatkan oleh Ibnu Abi `Umar, dari Sufyan, dari Ma'mar, dari Zuhairi, dari `Urwah,
yang bersumber dari `Aisyah r.a.)


CARA MINUM RASULULLAH SAW

"Sesungguhnya Rasulullah saw. minum air zamzam sambil berdiri."
(Diriwayatkan oleh Ahmad bin Mani', dari Husyaim, dari `Ashim al Ahwal dan sebagainya,
dari Sya'bi, yang bersumber dari Ibnu `Abbas r.a.)


"Sesungguhnya Rasulullah saw. menarik nafas tiga kali pada bejana bila Beliau
minum. Beliau bersabda :"Cara seperti ini lebih menyenangkan dan
menimbulkan kepuasan."
(Diriwayatkan oleh Qutaibah bin Sa'id, dan diriwayatkan pula oleh Yusuf bin Hammad,
keduanya menerima dari `Abdul Warits bin Sa'id, dari Abi `Ashim, yang bersumber dari
Anas bin Malik r.a.)

MINYAK WANGI RASULULLAH SAW

"Rasulullah saw. bersabda :"Wewangian laki-laki ialah yang harum baunya dan
tersembunyi warnanya. Sedangkan wewangian wanita ialah yang cemerlang
warnanya dan tersembunyi baunya."
(Diriwayatkan oleh Mahmud bin Ghailan, dari Abu Daud al Hafariyyi, dari Sufyan, dari al
Jurairi, dari Abi Nadhrah, dari seseorang*, yang bersumber dari Abu Hurairah r.a.)
• Dalam riwayat lain yang juga bersumber dari Abu Hurairah r.a., sanadnya adalah:
Diriwayatkan oleh `Ali bin Hujr, dari Isma'il bin Ibrahim, dari al Jurairi, dari Abi Nadhrah, dari
at Thawafi, yang bersumber dari Abu hurairah r.a.

CARA BICARA RASULULLAH SAW

"Rasulullah saw. tidak berbicara cepat sebagaimana kalian. Tetapi beliau
berbicara dengan kata-kata yang jelas dan tegas. Orang yang duduk
bersamanya akan dapat menghafal (kata-katanya)
(Diriwayatkan oleh Humaid bin Mas'adah al Bashriyyi, dari Humaid al Aswad, dari Usamah
bin Zaid, dari Zuhri, dari `Urwah, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)

  1. "Rasulullah saw. suka mengulang kata-kata yang diucapkannya sebanyak tiga
  2. kali agar dapat dipahami."

(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Yahya, dari Abu Qutaibah –Muslim bin Qutaibah-. dari
`Abdullah bin al Mutsani, dari Tsumamah, yang bersumber dari Anas bin Malik r.a.)


CARA RASULULLAH SAW TERTAWA

"Betis Rasulullah saw. kecil (tidak gemuk). Beliau tidak tertawa kecuali
tersenyum. Bila aku memandang kepadanya, aku berkata (dalam hati); "Betapa
hitam pelupuk matanya, padahal tidak dihitami."
(Diriwayatkan oleh Ahmad bin Mani', dari `Abbad bin al `Awwam, dari al Hajjaj –Ibnu
Arthah-*, dari Simak bin Harb, yang bersumber dari Jabir bin Samurah r.a.)
• Al Hajjaj (Ibnu Arthah) didla'ifkan oleh jamaah

"Tiadalah tertawa Rasulullah saw. kecuali tersenyum."
(Diriwayatkan oleh Ahmad bin Khalid al Khilal, dari Yahya bin Ishaq, as Sailihani, dari Laits
bin Sa'id, dari Yazid bin Abi Habib, yang bersumber dari `Abdullah bin al Harits r.a)

KELAKAR RASULULLAH SAW

"Sesungguhnya Rasulullah saw. bergaul akrab dengan kami, sehingga beliau
bersabda kepada adikku* yang masih kecil :"Wahai Abu `Umair (bapak `Umair),
apa yang dapat dikerjakan burung sekecil itu*?"
(Diriwayatkan oleh Hannad bin asSariyyi, dari Waki', dari Syu'bah, dari Abit Tayyah, yang
bersumber dari Anas bin Malik r.a.)
• Ia adalah saudara seibu Anas bin Malik r.a., namanya adalah Ibnu Abi Thalhah Zaid bin Sahl
al Anshari, sedangkan ibu bagi keduanya adalah Ummu Sulaim binti Malhan. Ibnu Abi
Thalhah (Abu `Umair) wafat sewaktu masih kecil yakni dimasa Nabi saw. masih hidup.
• Imam Tirmidzi berkata :" Maksud Hadist ini, Rasulullah saw. bergurau. Di dalam
pergurauannya, beliau memberi gelar kepad seorang anak kecil dengan sebutan
bapak:"Wahai Abu `Umair (Wahai bapak `Umair). Pada hadist inipun terdapat suatu hukum,
bahwa memberi mainan kepada anak-anak berupa burung tidak apa-apa. Nabi saw.
bersabda:"Wahai Abu `Umair apa yang dapat dikerjakan oleh burung sekecil itu ?"
Maksudnya adalah : Anak kecil itu mempunyai burung kecil sebagai mainannya. Kemudian
burung itu mati , maka anak tersebut berduka cita karenanya. Untuk mengobati dukanya
Nabi saw bersenda gurau kepadanya.

"Mereka (para sahabat) bertanya: "Wahai Rasulullah! apakah Anda suka
bergurau kepada kami?" Beliau bersabda :"Benar! Hanya saja apa yang
kukatakan, tidak lain hanyalah kebenaran."
(Diriwayatkan oleh `Abbas bin Muhammad ad Duri, dari `Ali bin al Hassan bin Syaqiq, dari
`Abdullah bin al Mubarak, dari Usamah Ibnu Zaid, dari Sa'id al Maqbari, yang bersumber
dari Abu Hurairah r.a.)

SYI’IR YANG DIBACA RASULULLAH SAW

`Aisyah r.a. bertanya :"Apakah Rasulullah saw. pernah membaca syi'ir?" Ia
menjawab :"Beliau pernah membaca Syi'ir Ibnu Rawahah r.a.dan juga pernah
membaca syi'ir yang berbunyi: "Berita-berita akan datang kepadamu Dibawa
oleh orang yang tak kau beri bekal*."
(Diriwayatkan oleh `Ali bin Hujr, dari Syarik, dari al Miqdambin Syuraih, dari bapaknya,
yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
• Permulaan baitnya berbunyi: Hari demi hari akan menyingkap kejelasan bagimu.
Walau kau sebelumnya tidak tahu.

Rasulullah saw. bersabda :"Syi'ir yang terbaik (paling benar) yang pernah
dibacakan seorang penya'ir adalah Syi'ir Labid* (bin Abi Rabi'ah al Amiri), yang
berbunyi: "Ingat! Segala sesuatu selain Allah pasti binasa." Dan hamper saja
Ummayah bin Abis Shalt* menjadi muslim (karena syi'ir-syi'irnya) ."
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari `Abdurrahman bin Mahdi, dari Sufyan as
Tsauri, dari `Abdul Malik bin `Umair, dari Abu Salamah, yang bersumber dari Abu Hurairah r.a)


• Pada masa jahiliyah, Labid adalah seorang yang mulia demikian pula setelah ia masuk
Islam. Ia merupakan penyair Arab yang terkenal saat itu. Namun setelah turun ayat-ayat Al-
Qur'an ia berhenti membuat syi'ir dan ia hanya mencukupkan dengan al-Qur'an saja. Ia wafat
pada tahun 41 H pada usia 140 tahun.
• Tentang Ummayah bin Abis Shalt, Rasulullah pernah bersabda: "Syi'irnya beriman, namun
hatinya tetap kafir."

"Aku pernah berada di belakang Nabi saw. (dibonceng), kepadanya kubacakan
seratus qafiah (sajak) Syi'ir gubahanUmmayah bin Abis Shalt as Tsaqaf.
Manakala kubacakan kepadanya sebait syi'ir, Nabi saw. bersabda :"Tambahkan
lagi!" Sehingga kepadanya kubacakan seratus bait syi'ir, kemudian Nabi saw.
bersabda :"Sesungguhnya Ummayah itu hampir saja menjadi muslim."
(Diriwayatkan oleh Ahmad bin Mani', dari Marwan bin Mu'awiyah*, dari `Abdullah bin
`Abdurrahman at Thaifi, dari `Amr bin Syarid, yang bersumber dari ayahnya)
• Marwan bin Mu'awiyah bin Harits al kufi, ia dinyatakan tsiqat oleh jamaah. ia wafat tahun 193 H.


"Rasulullah saw. meletakkan mimbar untuk Hasan bin Tsabit di dalam masjid
agar ia bersyi'ir yang membesarkan hati Rasulullah saaw., atau (perawi ragu)
agar ia mempertahankan Rasulullah saw. Rasulullah saw. bersabda
:"Sesungguhnya Allah swt. menolong Hasan lewat Jibril tatkala ia
mempertahankan (atau membesarkan hati) Rasulullah saw. (dengan syi'irnya)."
(Diriwayatkan oleh Isma'il bin Musa al Fazari, dan diriwayatkan oleh `Ali bin Hujr
(semakna), keduanya menerima dari `Abdurrahman bin Zinad, dari Hisyam bin `Urwah, dari
bapaknya (`Urwah), yang bersumber dari `Aisyah r.a.)


CARA TIDUR RASULULLAH SAW 


"Sesungguhnya Nabi saw. bila berbaring di tempat tidurnya, beliau letakkan telapak tangannya yang kanan di bawah pipinya yang kanan, seraya berdo'a: "Rabbi qini `adzabaka yauma tab'atsu `ibadaka." (Ya Rabbi, peliharalah aku dari azab-Mu pada hari Kau bangkitkan seluruh hamba-Mu).
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin al Matsani, dari `Abdurrahman bin Mahdi, dari Israil, dari Abi Ishaq, dari `Abdullah bin Yazid, yang bersumber dari al Bara bin `Azib r.a.)

"Bila Rasulullah saw. berbaring di tempat tidurnya, maka beliau berdo'a : "Allahumma bismika amutu wa ahya'. (Ya Allah, dengan nama-Mu aku mati dan aku hidup). Dan bila Beliau bangun, maka Beliau membaca :"Alhamdulillahilla dzi ahyana ba'dama amatana wailaihin nusyur." (Segala puji bagi Allah, yang telah menghidupkan aku kembali setelah mematikan daku dan kepada-Nya tempat kembali)
(Diriwayatkan oleh Mahmud bin Ghailan, dari `Abdurrazaq, dari Sufyan, dari `Abdul Malik bin `Umair, dari Ruba'I bin Hirasyi, yang bersumber dari Hudzaifah r.a.)


"Sesungguhnya bila Nabi saw. istirahat dalam musafirnya di malam hari, Beliau  berbaring ke sebelah kanan. Dan bila Beliau istirahat pada musafirnya menjelang subuh, maka Beliau tegakkan lengannya dan diletakkannya kepalanya diatas tangannya."
(Diriwayatkan oleh alHusein bin Muhammad al Hariri, dari Sulaiman bin Harb, dari Hammad bin Salamah, dari Humaid, dari Bakr bin `Abdullah al Mazini, dari `Abdullah bin Rabbah, yang bersumber dari Abi Qatadah r.a.)

IBADAH RASULULLAH SAW 

"Rasulullah berdiri (shalat) sampai bengkak kedua kakinya. Kepadanya ditanyakan: "Mengapa Anda membebani diri dengan hal yang demikian? Bukankah Allah swt. Telah mengampuni Anda dari segala dosa Anda, baik yang terdahulu maupun yang akan datang?" Rasulullah saw. Bersabda :"Tidak patutkah saya menjadi hamba Allahyang bersyukur?"
(Diriwayatkan oleh Qutaibah bin Sa'id, juga oleh Basyar bin Mu'adz, dari Abu `Awanah, dari Ziyad bin `Alaqah, yang bersumber dari al Mughirah bin Syu'bah r.a.)

"Nabi saw. shalat malam hari tiga belas rakaat."
(Diriwayatkan oleh Abu Kuraib- Muhammad bin al A'la-, dari Waki', dari Syu'bah, dari Abi Jamrah,yang bersumber dari Ibnu `Abbas r.a.)

"Sesungguhnya apabila Nabi saw. tidak sempat shalat malam hari karena tertidur atau berat rasa kantuknya, maka beliau lakukan shalat dua belas rakaat di siang hari." 
(Diriwayatkan oleh Qutaibah bin Sa'id, dari Abu `Awanah, dari Qatadah, dari Zurarah bin Aufa, dari Sa'id bin Hisyam, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)


"Sesungguhnya Rasulullah saw. melaksanakan shalat di malam hari sebelas raka'at. Beliau lakukan shalat witir (ganjil) satu raka'at. Apabila beliau selesai melakukan shalat itu, beliau berbaring dengan lambung kanannya di sebelah bawah." 
(Diriwayatkan oleh Ishaq bin Musa, dari Ma'an, dari Malik, dari Ibnu Syibab, dari Urwah, 
yang bersumber dari `Aisyah r.a.)


"Sesungguhnya Nabi saw. tidak wafat, sampai kebanyakan shalatnya (shalat sunnat) dilaksanakan dalam keadaan duduk." 
(Diriwayatkan oleh al Hasan bin Muhammad azZa'farani, dari al Hajjaj bin Muhammad, dari Ibnu Juraih, dari `Utsman bin Abi Sulaiman, dari Abu Salamah bin `Abdurrahman, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)

"Aku pelihara amalan-amalan Rasulullah saw. berupa shalat delapan raka'at. dua raka'at sebelum shalat Dhuhur, dua raka'at sesudahnya, dua raka'at sesudah shalat Magrib dan dua raka'at sesudah shalat Isya'." Selanjutnya Ibnu `Umar berkata :"Hafshah* menceritakan kepadaku perihal dua raka'at shalat fajar. Tapi aku tak pernah* melihatnya dilakukan Rasulullah saw."
(Diriwayatkan oleh Qutaibah bin Sa'id, dari Marwan bin Mu'awiyah al Farazi, dari Ja'far bin Burqaq, dari Maimun bin Mihran, yang bersumber dari Ibnu `Umar r.a)
 • Hafshah (isteri Rasulullah saw.) dan Ibnu `Umar adalah kakak beradik, keduanya adalah putera `Umar bin Khathab r.a.
 • Disebabkan Rasulullah saw. melakukan shalat fajar di rumahnya, maka Ibnu `Umar tidak pernah melihatnya.


SHALAT DHUHA RASULULLAH SAW 

"Aku mendengar Mu'adzah (binti `Abdullah al- `Adawiyah) sebagai berikut: "Aku bertanya kepada `Aisyah r.a. : "Apakah Rasulullah saw mengerjakan shalat pada waktu dhuha?" `Aisyah r.a. menjawab : "Benar, beliau melakukan empat raka'at. Dan terkadang beliau menambah lagi sebanyak yang dikehendaki Allah Azza wa Jalla." 
(Diriwayatkan oleh Mahmud bin Ghailan, dari Abu Daud at Thayalisi, dari Syu'bah, dari Yazid ar Risyk, yang bersumber dari Mu'adzah r.a.)


"Sesungguhnya Nabi saw. melakukan shalat empat raka'at sesudah tergelincir matahari, sebelum shalat Dhuhur." Beliau bersabda:"Sesungguh nya waktu itu merupakan saat pintu-pintu langit terbuka. Maka aku menyukai amal salehku diangkat saat itu." 
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin al Mutsana, dari Abu Daud, dari Muhammad bin Muslim bin Abil Wadldlah, dari `Abdul Karim al Jazari, dari Mujahid, yang bersumber dari `Abdullah bin as Saib r.a.)


SHALAT SUNNAH RASULULLAH SAW DI RUMAH 

"Aku bertanya kepada Rasulullah saw. tentang shalat di rumah dan shalat di masjid." Beliau bersabda : "Sungguh, kau melihat sendiri, alangkah dekatnya rumahku dengan masjid. Sungguh aku lebih suka shalat di rumah daripada shalat di masjid, kecuali shalat itu shalat fardhu." 
(Diriwayatkan oleh `Abbas al Anbari, dari `Abdurrahman bin Mahdi, dari Mu'awiyah bin Shalih, dari al A'la bin Harits, dari Haram bin Mu'awiyah, yang bersumber dari pamannya `Abdullah bin Sa'ad r.a.*)
• 'Abdullah bin Sa'ad al Anshari, ia merupakan salah seorang sahabat Rasulullah saw.

SHAUM SUNNAT RASULULLAH SAW

"Aku melihat Rasulullah saw. shaum dua bulan berturut-turut kecuali pada bulan Sya'ban dan Ramadhan." 
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari `Abdurrahman bin Mahdi, dari Sufyan, dari Manshur, dari Salim bin Abil Ja'di, dari Abi Salamah, yang bersumber dari Ummu Salamah r.a.)


"Rasulullah saw. shaum pada awal bulan selama tiga hari pada setiap bulan, dan jarang sekali beliau tidak berbuka pada hari Jum'at."
 (Diriwayatkan oleh al Qasim bin Dinar al Kufi, dari `Ubaid bin Musa, dan diriwayatkan pula oleh Thalaq bin Ghanam, dari Syaibani, dari `Ashim, dari Zirin bin Hubaisy, yang bersumber dari `Abdullah r.a.)

"Nabi saw. bersungguh-sungguh mengamalkan shaum hari Senin dan Kamis."
 (Diriwayatkan oleh Abu Hafsah –`Umar bin `Ali-, dari `Abdullah bin Daud, dari Tsaur bin Yazid, dari Khalid bin Ma'dan, dari Rabi'ah al Jarsyi, yang bersumber dari `Aisyah r.a.) "

Hari Asyura (sepuluh Muharram) adalah hari yang dishaumi kaum Quraisy pada zaman jahiliyah. Rasulullah saw. pun shaum pada hari itu. Manakala beliau tiba di Madinah, beliau shaum pada hari itu dan beliau perintahkan agar hari itu dishaumi. Manakala bulan Ramadhan diwajibkan untuk shaum, maka shaum Ramadhanlah yang menjadi kewajiban, dan beliau tinggalkan hari `Asyura. Basrang siapa ingin shaum silahkan dan barang siapa yang tidak mau shaum tinggalkanlah. " 
(Diriwayatkan oleh Harun bin Ishaq, al Hamdzani, `Abdah bin Sulaiman, dari Hisyam bin `Urwah, dari bapaknya, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)

CARA RASULULLAH SAW. MEMBACA AL-QUR'AN 

"Aku bertanya kepada Anas bin Malik r.a. :"Bagaimanakah bacaan (Al Qur'an) Rasulullah saw.?" Ia menjawab :"Bermad (bertajwid). "
 (Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari Wahab bin Jurair bin Hazim, dari ayahnya, yang bersumber dari Qatadah r.a.)


"Rasulullah saw. memotong bacannya (pada setiap ayat). Beginilah cara membacanya:"Alhamdulillahi Rabbil `Alamin ", kemudian beliau berhenti. Selanjutnya dibaca :"Arrahmanirrahim" , kemudian beliau berhenti. Selanjutnya dibaca :"Maliki yaumiddin,"
(Diriwayatkan oleh `Ali bin Hujr, dari Yahya bin Sa'id al Umawi, dari Ibnu Juraij, dari Ibnu Abi Mulaikah, yang bersumber dari Ummu Salamah r.a.)

TANGIS RASULULLAH SAW


"Rasulullah saw. bersabda kepadaku:"Bacakan al Qur'an untukku!" "Wahai Rasulullah saw.! Mana mungkin aku membacakannya kepada Anda, bukankah ia diturunkan kepada Anda?" Beliau bersabda:"Sungguh aku ingin mendengarkannya dari selain daku." Maka kubacakan surat an Nisa, sampai ayat: "Waji'na bika `ala ha ula-I syahida." (Dan Kami mendatangkan kamu sebagai saksi atas mereka). (Q.S. 4 an- Nisa: 41). `Abdullah bin Mas'ud berkata :"Maka kulihat kedua mata Rasulullah saw. bercucuran air mata." 
(Diriwayatkan oleh Mahmud bin Ghailan , dari Mua'wiyah bin Hisyam, dari Sufyan, dari al A'masy, dari Ibrahim, dari `Ubaid, yang bersumber dari `Abdullah bin Mas'ud r.a.)


"Rasulullah saw. mencium `Utsman bin Madh'un* tatkala ia telah wafat. Dan ketika itu beliau menangis." Atau (kata perawi ragu): "Kedua matanya berlinang air mata." 
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari `Abdurrahman bin Mahdi, dari Sufyan, dari `Ashim bin `Ubaidilah*, dari Qasim bin Muhammad*, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)

• 'Utsman bin Madh'un adalah saudara sesusu Rasulullah saw. Ia wafat dua setengah tahun setelah hijrah. 
• Ashim bin `Ubaidilah dadla'ifkan oleh Ibnu Ma'in, menurut keterangan Bukhari, periwayatannya munkar 
• Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar, merupakan salah seorang fukaha Madinah yang tujuh, dari generasi kedua dan    periwayatnnya dikeluarkan oleh jama'ah.

TAWADLU RASULULLAH SAW

"Rasulullah saw. bersabda :"Janganlah kalian berlebihan memuji daku sebagaimana kaum Nasrani yang berlebihan memuji anak Maryam. Aku hanyalah seorang hamba, oleh sebab itu katakanlah (panggillah) `Abdullah (hamba Allah) dan Rasul-Nya."  
(Diriwayatkan oleh Ahmad bin Mani', diriwayatkan pula oleh Sa'id bin `Abdurrahman al Makhzumi dan sebagainya, mereka menerima dari Sufyan bin `Uyainah, dari Zuhri, dari `Ubaidilah, dari Ibnu `Abbas r.a., yang bersumber dari `Umar bin Khattab r.a.)

"Rasulullah saw. bersabda :"Sekalipun kepadaku hanya dihadiahkan betis binatang, tentu akan kuterima. Dan sekiranya aku diundang makan betis binatang, tentu akan kukabulkan undangannya. "
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin `Abdullahbin Bazi', dari Basyar bin al Mufadlal, dari Sa'id dari Qatadah, yang bersumber dari Anas bin Malik r.a.)

`Aisyah r.a. ditanya:"Apakah yang dikerjakan Rasulullah saw. Di rumahnya ?" `Aisyah r.a. menjawab:"Beliau adalah seorang manusia biasa, beliau adalah seorang yang mencuci bajunya sendiri, memerah susu kambingnya sendiri, dan melayani dirinya sendiri." 
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Isma'il, dari'Abdullah bin Shalih, dari Mu'awiyah bin Shalih, dari Yahya bin Sa'id, yang bersumber dari `Amrah)


BUDI PEKERTI RASULULLAH SAW

"Rasulullah saw. bukanlah orang yang keji, beliau tidak membiarkan kekejian, tiada mengeluarkan suara keras di pasar-pasar dan tidak membalas kejahatan orang lain dengan kejahatan. Beliau suka memaafkan dan berjabat tangan."
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari Muahammad bin Ja'far, dari Syu'bah, dari Abi Ishaq, dari Abi `Abdullah al Jadali, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)

"Rasulullah saw. tidak pernah memukul sesuatu dengan tangannya, kecuali tatkala beliau berjihad fi sabilillah. Beliau pun tidak pernah memukul pembantu dan wanita." 
(Diriwayatkan oleh Harun bin Ishaq al Handzani, dari `Ubadah, dari Hisyam bin `Urwah, dari bapaknya,
 yang bersumber dari `Aisyah r.a.)

"Aku mendengar Jabir bin `Abdullah r.a. berkata: `Tak pernah kudengar Rasulullah saw. dimintai sesuatu, kemudian beliau berkata "tidak".' 
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari `Abdurrahman bin Mahdi, dari Sufyan,
 yang bersumber dari Muhammad bin al Munkadir r.a.)

"Nabi saw. tidak menyimpan sesuatu untuk hari esok."
(Diriwayatkan oleh Qutaibah bin Sa'id, dari Ja'far bin Sulaiman, dari Tsabit, yang bersumber dari Anas bin Malik r.a.)

Sesungguhnya Nabi saw menerima hadiah dan membalas hadiah."
(Diriwayatkan oleh `Ali bin Khasyram dan lainnya, dari `Isa bin Yunus, dari Hisyam bin
`Urwah, dari bapaknya, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)

KEPEKAAN RASULULLAH SAW

 "Nabi saw. sangat peka melebihi anak dara pada pingitannya. Apabila beliau tidak menyenangi sesuatu, kami dapat mengetahuinya dari perubahan air mukanya." 
(Diriwayatkan oleh Mahmud bin Ghailan, dari Abu Daud, dari Syu'bah, dari Qatadah, dari `Abdullah bin Abi `Utbah, yang bersumber dari Abu Sa'id al Khudri r.a.)


`Aisyah berkata :"Aku tidak pernah memandang kemaluan Rasulullah saw." Atau ia berkata :"Sekali-kali aku tidak pernah melihat kemaluan Rasulullah saw."
 (Diriwayatkan oleh Mahmud bin Ghailan, dari Waki', dari Sufyan, dari Manshur, dari Musa bin `Abdullah bin Yazid al Khathimi, dari Maula `Aisyah, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)


BEKAM RASULULLAH SAW

"Rasulullah saw. berbekam, yang membekamnya adalah Abu Thaibah, maka beliau memerintahkan untuk memberinya dua sha'* makanan. Rasulullah saw. berbicara kepada tuannya (tuan tukang bekam), lalu mereka mengugurkan kharajnya*." Rasulullah saw. bersabda :"Sesungguhnya cara pengobatan kalian yang paling afdhal ialah berbekam." Atau (perawi ragu) :"Sesungguhnya cara pengobatan kalian yang utama adalah berbekam."
 (Diriwayatkan oleh `Ali bin Hujr, dari Isma'il bin Ja'far, dari Humaid, yang bersumber dari Anas bin Malik r.a.) 

• Abu Thaibah adalah nama panggilan bagi Nafi', ia adalah budak Bani Haritsah atau budak kepunyaan Abu Mas'ud al Anshari.
 • Sha'(gantang) adlah takaran. Satu Sha'sama dengan empat mud, sedangkan satu mud sama dengan tujuh ons.
 • Kharaj ialah suatu kesepakatan antara tuan dengan budak untuk membayar kepada tuannya sejumlah uang, sewaktu budak tidak bekerja pada tuannya. Dalam peristiwa ini Abu Thaibah seharusnya membayar tiga Sha', tapi karena ia telah membayar dua Sha', hasil membekam Rasulullah saw. Maka yang satu Sha'lagi digugurkan oleh tuannya setelah Rasulullah saw. berbicara dengan tuannya.

"Nabi saw. berbekam dan memerintahkan kepadaku (untuk membayar), maka kuberikan pada tukang bekam upahnya."
 (Diriwayatkan oleh `Amr bin `Ali, dari Abu Daud, dari Waraqa' bin `Umar, dari `Abdil A'la, dari Abi Jamilah, yang bersumber dari `Ali k.w.)

"Rasulullah saw. pernah berbekam pada dua urat leher dan tengkuk. Beliau berbekam pada tanggal 17,19, dan 21."
 (Diriwayatkan oleh `Abdul Quddus bin Muhammad al `Athar al Bashri, dari `Amr bin `Ashim, dari Hamman, dan diriwayatkan pula oleh Jarir bin Hazm, keduanya menerimanya dari Qatadah, yang bersumber dari Anas bin Malik r.a.)

"Rasulullah saw. bersabda :"Barangsiapa berbekam pada tanggal 17,19 dan 21, tentulah tindakannya itu jadi penyembuh bagi setiap penyakit." (Riwayat Abu Daud)


KEHIDUPAN RASULULLAH SAW

"Kami berada di samping abu Hurairah r.a. sedang ia memakai dua lembar kain kattan* yang dicelup bahan Lumpur merah. Lalu ia membuang ingusnya pada salah satu dari dua kainnya itu. Ia berkata : "Bakh, Bakh*". Abu Hurairah membuang ingusnya pada kain kattan itu. Selanjutnya ia bercerita :"Sungguh, aku teringat kembali ketika aku tersungkur diantara mimbar Rasulullah saw. dengan kamar `Aisyah r.a. karena pingsan. Tiba-tiba datang seorang laki-laki lantas ia letakkan kakinya di atas leherku. Ia mengira aku dalam keadaan gila. Sebenarnya aku tidak gila, tapi kejadian itu hanyalah kelaparan."  
(Diriwayatkan oleh Qutaibah bin Sa'id, dari Hammad bin Zaid, dari Ayyub, yang bersumber dari Muhammad bin Sirin*)


• Kain Kattan ialah kain yang terbuat dari serat kayu. Atau kain yang dibuat dengan cara kasar, biasanya disebut kain rami.
 • bakh, bakh ialah kalimat yang sering digunakan oleh orang Arab untuk menyatakan rasa kagum, atau rasa senang, atau tidak menyenangi sesuatu. Pada hadist ini, kalimat bakh, bakh berarti suatu isyarat terhadap pernyataan kurang senang, atau keadaan yang menyedihkan.
 • Muhammad bin Sirin al Bashri adalah maula (budak yang dibebaskan) Anas bin Malik r.a


"Rasulullah saw. tidak pernah kenyang makan roti, dan tiada pula dengan daging, kecuali dalam keadaan dlaffaf." 
(Diriwayatkan oleh Qutaibah, dari Ja'far bin Sulaiman ad Dluba'I, yang bersumber dari Malik bin Dinar r.a.)


Malik bin Dinar selanjutnya berkata: "Aku bertanya kepada seorang laki-laki dari pedusunan: "Apa yang dimaksud dengan dlaffaf?" Ia menjawab: "Makan bersama orang banyak." "Sesungguhnya kami, keluarga Muhammad saw. pernah selama sebulan tidak menyalakan api (tidak menanak apapun) kecuali korma dan air." 
(Diriwayatkan oleh Harun bin Ishaq, dari `Ubadah, dari Hisyam bin `Urwah, dari ayahnya yang bersumber dari `Aisyah r.a.)


"Rasulullah saw. bersabda: "Sesungguhnya aku dijadikan takut oleh Allah dan tiada seorangpun yang diberi rasa takut sebagaimana aku. Sungguh, aku telah ditimpa cobaan di jalan Allah, dan tiada seorangpun yang mendapat cobaan sebagaimana aku. Sungguh merupakan pengalaman bagiku, yaitu selama tiga puluh hari tiga puluh malam, aku dan bilal tidak mendapatkan makanan yang pantas dimakan orang yang mempunyai rongga perut. Waktu itu hanya ada sedikit makanan yang disembunyikan pada ketiak bilal."
 (Diriwayatkan oleh `Abdullah bin `Abdurrahman, dari Rauh bin Aslam Abu Hatim al Bashri, dari Hammad bin Salamah, dari Tsabit, yang bersumber dari Anas r.a.)


NAMA-NAMA RASULULLAH SAW


Rasulullah saw. bersabda: "Sesungguhnya bagiku ada beberapa nama, Yaitu: Aku Muhammad, aku Ahmad dan aku al Mahi, maksudnya: dengan jalan aku, Allah membasmi kekafiran. Aku juga digelari al Hasyir, yang maksudnya: umat manusia dihimpun di belakangku. Akupun digelari al `Aqib (penerus para Nabi)" al Aqib adalah yang tiada diiringi di belakangnya oleh hadirnya seorang Nabi." (Diriwayatkan oleh Sa'id bin `Abdurrahman al Makhzumi dan lainnya, dari Sufyan, dari az Zuhri, dari Muhammad bin Jabir bin Muth'im bin `Adi*, yang bersumber dari bapaknya)

• Muth'im bin `Adi adalah pembesar kota Mekkah.


"Aku bertemu dengan Nabi saw. pada suatu jalan di Madinah. Ia bersabda: "Aku Muhammad, aku Ahmad, aku Nabiyur-Rahmah( Nabin pembawa Rahmat) dan aku Nabiyut-Thaubah (Nabi pengajar taubah). Aku al Muqaffi (yang datang mengikuti jejak para Nabi). Aku al Hasyir dan Nabiyul Malahim (Nabi yang mengalami beberapa peperangan). "
 (Diriwayatkan oleh Muhammad bin Tharif al Kufi, dari Abu Bakar bin `Iyyasy*, dari `Ashim, dari Abi Wa'il, yang bersumber dari Hudzaifah r.a.)

• Abbu Bakar bin `Iyyasy, nama sebenarnya diperselisihkan. Ada yang mengatakan Muhammad, ada yang mengatakan `Abdullah, atau Salim, atau Syu'bah. Namun kesemuanya juga Tsiqat.



USIA RASULULLAH SAW

 "Nabi saw. tinggal di Mekkah (setelah menjadi Rasul) tiga belas tahun. Di sana beliau mendapat wahyu. Di Madinah sepuluh tahun. Beliau wafat dalam usia enam puluh tiga tahun."
 (Diriwayatkan oleh Ahmad bin Mani', dari Rauh bin `Ubadah, dari Zakaria bin Ishaq, dari `Amr bin Dinar, yang bersumber daari Ibnu `Abbas r.a.)


"Sesungguhnya Rasulullah saw. wafat dalam usia enam puluh tiga tahun."
 (Diriwayatkan oleh Husein bin Mahdi al Bashri, dari `Abdurrazaq, dari Ibnu Juraij, dari Juraij, dari Zuhri, dari `Urwah, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)

WAFAT RASULULLAH SAW

"Terakhir kali aku memandang Rasulullah saw. yaitu tatkala tirai kamarnya dibuka pada hari Senin. Aku memandang wajahnya bagaikan kertas mushaf (dalam keelokan dan kebersihannya) . Orang-orang shalat di belakang Abu Bakar r.a. Hampir saja terjadi kegoncangan diantara umat, kemudian ia (Abu Bakar r.a.) memerintahkan umat agar tenang. Abu Bakar memimpin mereka, tirai kamar Nabi saw. dibuka, dan Rasulullah saw. kedapatan telah wafat pada akhir hari itu." 
(Diriwayatkan oleh Abu `Ammar al Husein bin Huraits, dan diriwayatkan pula oleh Qutaibah bin Sa'id dan sebagainya, mereka menerima dari Sufyan bun `Uyainah, dari Zuhri, yang bersumber dari Anas bin Malik r.a.) 

"Tatkala Rasulullah saw. sakit, beliau (Rasulullah) sempat pingsan, kemudian sadar kembali.
Beliau bersabda: "Apakah waktu shalat telah tiba?"
 Para sahabat menjawab: "Ya". Kemudian beliau bersabda: "Perintahkan Bilal agar mengumandangkan adzan dan perintahkan agar Abu Bakar shalat (menjadi imam) bagi umat (atau beliau berkata, perawi ragu) bersama umat." Selanjutnya Salim berkata: "Kemudian beliau pingsan kembali, kemudian sadar kembali, seraya bersabda: "Apakah waktu shalat tiba telah tiba ?" Para sahabat menjawab: "Ya". Kemudian beliau bersabda: "Perintahkan agar Bilal mengumandangkan adzan dan perintahkan agar Abu Bakar melaksanakan shalat bersama umat." `Aisyah berkata (usul) kepada Rasulullah saw. : "Sesungguhnya ayahku amat perasa. Bila ia berdiri di tempat itu (tempat Rasulullah saw. mengimami), ia akan menangis, dan ia takkan mampu berdiri. Bagaimana sekiranya Anda perintahkan saja orang lain!" Salim bercerita lagi: "Kemudian beliau pingsan lagi, kemudian sadar kembali, seraya bersabda:
 "Perintahkan agar Bilal mengumandangkan adzan dan perintahkan agar Abu Bakar melaksanakan shalat dengan umat (menjadi imam).
Sesungguhnya kalian (wahai kaum wanita) bagaikan wanita pada masa Nabi Yusuf**."
Kemudian Salim melanjutkan ceritanya: "Maka Bilal diperintahkan, ia pun mengumandangkan adzan dan Abu Bakar diperintah, ia pun shalat bersama umat (menjadi imam). Kemudian Rasulullah saw. agak berkurang rasa sakitnya, maka beliau bersabda: "Carikan untukku orang yang bersedia aku telekani!" Maka datanglah Burairah* dan seorang laki-laki lainnya, kemudian Rasulullah saw. bertelekan pada keduanya. Manakala Abu Bakar melihatnya, ia pun mengundurkan diri (dari kedudukan menjadi imam), namun Rasulullah saw. mengisyaratkan agar ia tetap di tempat, akhirnya Abu Bakarpun selesai mengerjakan shalat (mengimami). * Kemudian Rasulullah saw. wafat, maka `Umar bin Khattab r.a. berkata: "Demi Allah, tiada seorangpun yang kudengar menyebutkan Rasulullah saw. wafat, melainkan akan kupancung (kepalanya) dengan pedangku ini!" Salim menceritakan lagi: "Umat pada waktu itu tidak mengetahui. (Hal itu dapat di mengerti) sebab sebelumnya tidak ada pada seorang Nabi. Maka sewaktu `Umar berbuat demikian umat hanya berdiam diri. Kemudian mereka berkata: "Wahai Salim! Berangkatlah engkau menemui sahabat Rasulullah saw. (Abu Bakar) dan panggillah kemari!" Kutemui Abu Bakar sewaktu ia berada di dalam masjid. Kudekati dia sambil menangis karena kebingungan. Manakala ia melihat daku, iapun bertanya: "Apakah Rasulullah saw telah wafat?". Aku menjawab: sungguh umar berkata: "tak seorangpun yang kudengar menyebut rasulullah saw. wafat, melainkan ia akan aku pancung dengan pedangku ini!" Abu Bakar berkata kepadaku: "Sudah, berangkatlah! " Maka berangkatlah aku bersamanya. Setibanya, orang-orang telah masuk ke rumah Rasulullah saw., untuk itu ia berkata:

"Wahai umat Muhammad! Berilah aku jalan!" Kemudian mereka memberi jalan untuk Abu Bakar. Ia menghampiri jenazah Rasulullah saw. ia bersimpuh dan menyentuhnya, seraya membaca alQur'an (Q.S 39 az Zumar: 30), yang artinya:
 "Sesungguhnya engkau akan mati dan sesungguhnya mereka pun akan mati

." Para sahabat bertanya: "Wahai sahabat Rasulullah saw! (ditujukan kepada Abu Bakar) Apakah Rasulullah saw. telah wafat ?". Ia (Abu Bakar) menjawab: "Ya". Tahukah mereka bahwa benar apa yang terjadi. Mereka berkata: "Wahai sahabat Rasulullah, apakah dilakukan shalat jenazah juga bagi Rasulullah saw. ?" Ia menjawab: "Ya". Mereka bertanya lagi: "Bagaimanakah caranya?". Ia menjawab: "Serombongan masuk, kemudian bertakbir, membaca shalawat dan berdo'a, kemudian keluar. Setelah itu masuklah serombongan berikutnya, lalu bertakbir, membaca shalawat dan berdo'a, kemudian keluar sampai semua orang kebagian." Mereka bertanya lagi: "Wahai sahabat Rasulullah saw! Apakah Rasulullah saw juga dikebumikan? ". Ia menjawab: "Ya". Mereka bertanya: "Di mana?". Ia menjawab: "Di tempat beliau wafat, di mana Allah mencabut ruhnya pada tempat itu, karena Allah tidak mencabut ruhnya melainkan pada tempat yang baik." Yakinlah mereka bahwa apa yang dikatakan Abu Bakar itu benar. Kemudian ia memerintahkan mereka agar yang memandikan beliau adalah sepupu beliau dari garis keturunan ayah beliau. Orang-orang Muhajirin bermusyawarah (tentang khalifah sesudahnya) maka berkatalah mereka: "Temuilah teman-teman kita dari kelompok Anshar, kita ikut sertakan mereka bersama kita pada perumusan perkara ini (Khalifah)!" Golongan Anshar berkata: "Dari golongan kami seorang wakil." `Umar bin Khattab berkata: "Siapakah gerangan yang dapat menandingi orang yang memiliki tiga keutamaan? Ia adalah salah seorang dari dua orang di kala keduanya (Abu Bakar dan Nabi saw.) berada di dalam gua. Di kala itu Rasulullah saw. bersabda: "Janganlah kamu berduka cita sesungguhnya Allah bersama kita."
 (Q.S. at Taubah:40). Siapakah gerangan orang yang berdua itu? Salim melanjutkan ceritanya: Kemudian ia (`Umar) mengulurkan tangannya, maka mereka para sahabat berbai'at kepadanya
 (Abu Bakar) dan seluruh umat pun ikut memberikan bai'at kepadanya dengan bai'at yang tulus ikhlas."

(Diriwayatkan oleh Nashr bin `Ali al Jahdlami, dari `Abdullah bin Daud, dari Salamah bin Nubaith, dari Nu'aim bin Abi hind, dari Nubaith bin Syarith, yang bersumber dari Salim bin `Ubaid r.a.)


• Salim bin `Ubaid al Asyja'i adalah sahabat Rasulullah saw. Yang Tsiqat. Ia adalah salah seorang dari ahli shufah (yang tinggal diemper masjid), Sebagaimana Abu Hurairah. Periwayatannya dikeluarkan oleh ahli hadist yang empat dan imam Muslim. 
• Maksudnya dalam menyatakan perasaan yang tersembunyi.
 • Burairah berasal dari Habsyi, ia adalah budak yang telah dimerdekakan oleh `Aisyah r.a. 


HARTA PUSAKA RASULULLAH SAW 

"Rasulullah saw. tidak meninggalkan pusaka kecuali sebilah pedang, seekor keledai dan sebidang kebun yang dijadikan sebagai sedekah."
 (Diriwayatkan oleh Ahmad bin Mani', dari Husein bin Muhammad, dari Israil, dari Abi Ishaq, yang bersumber dari `Amr bin al Harits r.a.*) 
• Ia adalah saudara Juraiyah (isteri Rasulullah saw.)


MIMPI BERTEMU DENGAN RASULULLAH SAW 

"Barang siapa bermimpi melihatku di dalam tidurnya maka sesungguhnya ia benar-benar melihatku. Karena sesungguhnya syaitan tidak mampu menyerupaiku. "
 (Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari `Abdurrahman bin Mahdi, dari Sufyan, dari Abi Ishaq, dari Abil Akhwash, yang bersumber dari `Abdullah bin Mas'ud.")


"Sesungguhnya Nabi saw. bersabda: "Barang siapa melihat aku pada waktu tidur (mimpi), maka sesungguhnya ia benar-benar melihat aku. Sesungguhnya syaitan tidak dapat menyerupaiku. " Beliau bersabda lagi: "Dan mimpi orang yang Mu'min itu merupakan satu bagian dari 46 bagian sifat kenabian."
 (Diriwayatkan oleh `Abdullah bin `Abdurrahman ad Darami, dari Mu'alla bin Asad, dari `Abdul `Aziz bin Mukhtar, dari Tsabit, yang bersumber dari Anas r.a.)



PENUTUP
Dengan segala kerendahan diri, puji serta syukur kita hanya teruntuk Tuhan yang satu, Tuhan Yang Agung, Tiada Tuhan Selain-Nya, Allah swt. serta shalawat dan salam semoga selalu dilimpahkan kepada junjungan kita, suri tauladan kita, ya Habiballah Nabi Muhammad saw. Beserta keluarga, sahabat dan pengikut-pengikutny a hingga akhir zaman.

 Sungguh betapa indah dan betapa beruntungnya umat Nabi saw. yang hidup di masa beliau hidup, umat yang ikut setiap jejak langkah beliau berjihad fi sabilillah di bawah panji la ilaha ilallah. Namun sebenarnya kita lebih baik karena kita umat Nabi saw. Yang hidup di masa beliau telah tiada berabad-abad lalu tetapi kita selalu mencintai dan merindukan Rasulullah saw. dan seharusnyalah bila kita mengaku mencintai dan merindukan beliau maka ikutilah sunnah- sunnah beliau tetapi tetap dahulukanlah yang wajib. Sesungguhnya Nabi saw. Tidak akan puas, tidak akan bahagia, tidak akan senang jikalau seorang dari umat beliau masih berada dalam neraka.

Wahai Rasulullah saw. betapa indahnya dirimu, engkau suri tauladan yang baik. Wahai Rasulullah engkau adalah sebaik-baik ciptaan yang diciptakan oleh Allah swt. Wahai Rasulullah saw. betapa dinantikannya dirimu, hingga para Nabi sebelummu pun ingin menjadi umatmu. Wahai Rasulullah saw. betapa dicintainya engkau, hinga saat engkau wafat tiada yang percaya bahkan sahabat `Umar berkata: "Tak seorangpun yang kudengar menyebut Rasulullah saw. wafat, melainkan ia akan kupancung dengan pedangku ini!" Wahai Rasulullah saw. sungguh diri ini, ruh ini dan seluruh umatmu umat muslim mencintai dan merindukanmu, maka berilah syafa'at kepada kami dihari akhirat nanti agar kami dapat berkumpul dengan engkau di surga Allah swt. 

Sungguh tiada kesenangan yang melebihi kesenangan disaat terlantunkan kalimat-kalimat Al-Qur'an. Sungguh tiada kebahagiaan yang melebihi kebahagiaan disaat teringat akan kabar gembira yang dijanjikan Allah swt dalam setiap ayat Qur'an. Sungguh tiada kesedihan melebihi kesedihan disaat terbaca kalimallah yang mengabarkan tentang kepedihan yang akan kau berikan kepada orang-orang yang lalai. Sungguh tiada ketakutan yangt melebihi ketakutan akan azabmu yang pedih. Dan sungguh tiada ketenangan dan kedamaian yang tercipta layaknya saat terlantunkan lisan dan hati ini mengucap LA ILAHA ILALLAH MUHAMMADUR RASULULLAH.

Ya Allah semoga ini dapat menyegarkan hati umat islam dan mengabarkan betapa mulianya manusia yang Kau ciptakan sebagai khataman nabiyyin. Semoga kami yang mempelajari ini Kau masukkan ke dalam golongan orang-orang yang Kau ampuni dosanya dan orang-orang yang mendapatkan syafa'at dari Baginda Nabi Muhammad saw. Amiin ya robbal `Alamiin. Disalin dari tarjamah hadist mengenai PRIBADI DAN BUDI PEKERTI RASULULLAH SAW. karya At-Tirmidzi